7 Model Pembelajaran Untuk Pelatihan Karyawan

model pembelajaran untuk pelatihan karyawan

Ada macam-macam model pembelajaran dalam proses pelatihan karyawan. Simak cara memilih model pembelajaran yang sesuai untuk perusahaan.

Setiap era memiliki kebutuhan dan tantangannya sendiri. Ini juga berlaku dalam lingkup kerja perusahaan. Untuk siap menghadapinya, dibutuhkan tenaga-tenaga terampil dan terlatih. Tetapi untuk mempersiapkan karyawan yang bisa memecahkan masalah di dunia modern, kita harus menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman dan tujuan pembelajaran itu sendiri.

Ada macam-macam model pembelajaran abad 21 yang bisa diterapkan untuk pelatihan karyawan, seperti misalnya project based learning (pembelajaran berbasis proyek) atau juga cooperative learning (pembelajaran kooperatif).

Kegiatan pembelajaran ini tidak hanya memaparkan materi konsep pengetahuan dan teori semata, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan juga membantu menemukan strategi mengatasi problem di dunia nyata.

Pengertian Model Pembelajaran

Secara definisi, model pembelajaran adalah seluruh aspek penyajian materi pembelajaran, termasuk semua fasilitas pendukung yang digunakan; baik sebelum, ketika, dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

Tetapi kita juga mengenal istilah metode pembelajaran, yang meskipun berbeda, seringkali dianggap sama dengan model pembelajaran. Jadi apa perbedaan antara model dan metode pembelajaran?

Metode pembelajaran adalah cara kita mengajar menggunakan model pembelajaran yang dipilih. Jika model pembelajaran adalah suatu bentuk konsep belajar atau kerangka besarnya, metode pembelajaran adalah detail proses yang diambil untuk mencapai tujuan tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa metode pembelajaran adalah bagian dari model pembelajaran.

Jadi untuk merencanakan sebuah kegiatan pelatihan karyawan, kita harus terlebih dahulu memahami konsep, lalu mencari dan memilih salah satu dari model-model pembelajaran yang sesuai. Langkah berikutnya adalah menentukan metode pembelajaran yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata.

Fungsi Model Pembelajaran

Model pembelajaran menekankan peran penting dalam pelatihan dan pengembangan karyawan. Dengan menggunakan model yang tepat, tujuan pembelajaran itu dapat tercapai, memberikan kejelasan tentang apa yang harus dicapai, membantu karyawan belajar lebih cepat dan mempertahankan pengetahuan lama setelah pelatihan selesai.

Model tersebut dapat dilaksanakan dengan mengidentifikasi area-area kelemahan organisasi, serta menguraikan tujuan yang ingin dicapai dalam sesi pelatihan. Pembelajaran berdasarkan pendekatan yang digerakkan oleh peserta didik akan terfokus pada situasi di mana karyawan mengambil kepemilikan atas pengalaman belajar mereka dengan memilih materi dan topik yang paling menarik bagi mereka.

Sementara itu, model pengajaran yang dipimpin oleh instruktur memprioritaskan pengajaran oleh seorang ahli yang mengatur keadaan bagaimana dan kapan informasi diajarkan melalui ceramah, membaca atau latihan praktik.

Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang memberikan struktur dalam penggunaan model pembelajaran. Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan dapat membuat program pelatihan yang efektif yang disesuaikan secara khusus untuk tujuan organisasi mereka – memastikan bahwa semua karyawan menerima instruksi berkualitas dan dilengkapi dengan keterampilan yang diperlukan dalam peran mereka.

Meskipun model pembelajaran biasanya dikaitkan dengan proses pembelajaran di kelas yang melibatkan guru dan siswa (dalam sebuah kelompok peserta didik), tetapi mereka juga bisa diterapkan dalam konteks perusahaan.

Agar sebuah pelatihan dapat berjalan dengan efektif dan efisien, Anda perlu bekerja sama dengan para expert sehingga dapat menghasilkan talent dengan kualitas tinggi. Anda dapat menemukan para expert melalui ruangkerja. Konsultasi gratis, sekarang!

[IDN] CTA Tengah 1 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

7 Model Pembelajaran untuk Pelatihan Karyawan di Perusahaan

Tujuh contoh model pembelajaran yang cocok diterapkan untuk pelatihan karyawan adalah sebagai berikut.

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) adalah model pembelajaran yang sangat baik untuk pelatihan karyawan. Model ini berkisar pada proyek-proyek spesifik yang dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis, komunikasi dan kolaborasi.

Pendekatan pembelajaran yang aktif dan partisipatif ini memastikan bahwa karyawan memahami materi secara mendalam dengan cara memikirkan masalah dan mengeksplorasi solusi kreatif mereka sendiri.

Model PBL juga membantu para pekerja mengembangkan keterampilan penting dalam kehidupan nyata, seperti manajemen waktu, kolaborasi tim, dan kemampuan memecahkan masalah; keterampilan yang kemudian dapat mereka gunakan di tempat kerja.

Kelemahannya, model ini bisa memakan waktu lebih lama daripada bentuk pendidikan lainnya, karena karyawan harus menyelesaikan proyek mereka dari awal hingga akhir. Selain itu, menerapkan sistem ini ke dalam perusahaan atau lembaga pendidikan mungkin memerlukan lebih banyak sumber daya daripada model tradisional.

Contoh yang bagus dari pembelajaran berbasis proyek di dunia korporat adalah pelaksanaan tugas-tugas singkat yang terkait dengan bidang yang sedang dilatih karyawan – seperti membuat laporan analisis pasar atau mengembangkan produk baru.

Melalui inisiatif ini, para pekerja tidak hanya mendapatkan wawasan tentang bidang khusus mereka, tetapi juga mengembangkan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah yang sangat diperlukan, yang akan berguna dalam pengaturan pekerjaan apa pun di masa mendatang.

2. Model Pembelajaran Discovery Learning

Model Pembelajaran Penemuan adalah cara yang menarik dan aktif bagi karyawan untuk belajar dan mendapatkan keterampilan. Model pembelajaran jenis ini mendorong siswa untuk mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan yang mereka butuhkan untuk memahami materi dengan lebih baik. Model ini juga mendorong pengembangan pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta kemampuan pengambilan keputusan.

Salah satu keuntungan utama dari model ini adalah dapat diterapkan pada berbagai topik dan materi, mulai dari kursus tingkat pemula dasar hingga kursus yang lebih lanjut yang memerlukan eksplorasi lebih lanjut. Hal ini membuatnya sangat cocok untuk pelatihan karyawan. Namun demikian, ada beberapa kekurangannya; misalnya, metode ini memerlukan lebih banyak dukungan dari lembaga pendidikan dalam hal sumber daya, sehingga tidak semua sekolah dapat memanfaatkan model ini secara efektif.

Contoh bagaimana metode ini dapat digunakan dalam pelatihan karyawan adalah menciptakan lingkungan belajar di mana karyawan diharuskan untuk meneliti topik secara mandiri dan mempresentasikan temuan mereka kepada rekan kerja atau kolega. Melalui proses eksplorasi ini, karyawan akan mengembangkan keterampilan penting dalam berpikir kritis, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang akan membantu mereka nantinya di tempat kerja.

Baca Juga: Pembelajaran Berbasis Kompetensi untuk Pengembangan Profesional

 

3. Model Pembelajaran Inquiry Learning

Model Pembelajaran Inkuiri adalah pendekatan pembelajaran yang memberdayakan siswa untuk mengendalikan proses belajar mereka dengan merumuskan dan menyelidiki pertanyaan-pertanyaan yang relevan. Pendekatan dasarnya adalah hasil belajar. Melalui metode pembelajaran yang aktif dan terlibat ini, peserta didik dapat mengasah kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan.

Model pembelajaran ini sangat menguntungkan untuk pelatihan karyawan karena memungkinkan karyawan untuk mendapatkan pengetahuan mendalam tentang suatu subjek dan mempraktikkan cara menangani situasi dengan bekerja melalui masalah.

Namun demikian, model pembelajaran inkuiri tidak cocok untuk semua materi atau topik, khususnya materi yang memiliki pengetahuan yang lebih mendasar yang harus diperoleh terlebih dahulu, dan mungkin memerlukan lebih banyak sumber daya dari lembaga pendidikan.

Sebagai contoh Model Pembelajaran Inkuiri yang digunakan untuk pelatihan karyawan; Anda dapat memberikan situasi atau masalah yang memerlukan penyelidikan kepada anggota staf dan kemudian mendorong mereka untuk mengembangkan pertanyaan yang relevan untuk mencari jawaban melalui proses penelitian mereka sendiri. Hal ini mendorong karyawan untuk menjadi lebih terlibat dalam bidang pekerjaan mereka dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.

4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Model Pembelajaran Berbasis Masalah membantu peserta didik untuk mengasah keterampilan kritis dan analitis mereka dengan mendorong pemecahan masalah menggunakan pengetahuan yang ada. Hal ini memastikan bahwa konsep-konsep dipahami lebih baik daripada melalui metode tradisional.

Namun demikian, model ini membutuhkan waktu lebih lama daripada model pembelajaran lainnya, sehingga menjadi pilihan yang kurang menarik bagi peserta didik yang kurang memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri. Selain itu, jika tidak dikelola dengan baik, jumlah waktu instruksi bisa berlebihan.

Salah satu cara untuk menerapkan model ini dalam praktiknya adalah dengan memberikan peserta didik masalah yang terkait dengan fungsi pekerjaan mereka – seperti manajemen keuangan – dan meminta mereka untuk menemukan solusi sendiri. Dengan demikian, mereka akan mempelajari materi dengan cara yang menarik dan semakin memperkuat konsep-konsep yang sudah dipelajari.

5. Model Pembelajaran Kontekstual

Model Pembelajaran Kontekstual adalah cara yang sangat efektif untuk melatih karyawan karena berfokus pada bagaimana materi pelatihan disesuaikan dengan konteks khusus dari setiap situasi peserta pelatihan, daripada hanya mengandalkan metode transfer pengetahuan tradisional.

Manfaat model ini sangat banyak – dengan materi adaptif, peserta pelatihan menjadi lebih terlibat dan menyerap materi dengan lebih mudah.

Namun demikian, model ini juga memerlukan lebih banyak waktu dan biaya untuk menyesuaikan tergantung pada keadaan unik setiap individu, sehingga kurang dapat diandalkan untuk topik standar atau generik.

Misalnya, dalam pelatihan keselamatan kerja, pengajaran kontekstual dapat memastikan setiap orang mempelajari materi yang sama sekaligus membuatnya spesifik untuk lingkungan tempat kerja mereka sendiri.

Hal ini membantu menumbuhkan pemahaman yang lebih dalam dan penguasaan prinsip-prinsip penting, tanpa perlu menginvestasikan sumber daya tambahan.

6. Model Pembelajaran Ekspositori

Model Pembelajaran Ekspositori (ELM) adalah cara mengajar inovatif yang berfokus pada penyediaan cara terstruktur bagi siswa untuk memahami pengetahuan. David Kolb pada tahun 1984, ELM telah tersebar luas dan digunakan secara luas di lembaga pendidikan di seluruh dunia.

Model empat tahap ini menempatkan peserta didik melalui siklus yang terdiri dari lima langkah: pra-pembelajaran, pengalaman konkret, refleksi, abstraksi, dan tindakan.

Untuk memastikan bahwa peserta didik terlibat selama proses dan benar-benar memahami materi yang disajikan kepada mereka, tergantung pada tahap apa mereka berada, berbagai jenis media seperti video, gambar, animasi, yang akan digunakan.

Jika dilakukan dengan benar, ELM dapat membantu membentuk strategi pengembangan pemahaman dan keterampilan yang sangat efektif bagi siswa.

Keunggulan utama ELM adalah kemampuannya untuk menyediakan struktur pembelajaran yang efisien serta membantu siswa mempertajam keterampilan berpikir mereka sendiri. Sayangnya, ELM juga membutuhkan banyak usaha baik dari guru maupun siswa – ELM menuntut keterlibatan aktif dari siswa untuk mendapatkan hasil yang maksimal – serta banyak waktu dari guru untuk menerapkannya dengan benar.

Selain itu, beberapa siswa mungkin merasa metode ini monoton atau melelahkan jika dilakukan terlalu lama atau terus-menerus diterapkan di semua pelajaran; jadi keefektifannya dapat bervariasi tergantung pada pesertanya.

7. Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif adalah metode pembelajaran yang efektif dalam pelatihan karyawan, yang memungkinkan peserta pelatihan untuk berkolaborasi dalam kelompok kecil dan mendapatkan manfaat dari perspektif rekan-rekan mereka. Jenis pembelajaran ini mendorong pengembangan keterampilan sosial seperti kemampuan kerjasama, komunikasi, dan resolusi konflik.

Salah satu keuntungan utama dari model ini adalah memungkinkan peserta pelatihan lainnya untuk belajar dari sudut pandang masing-masing. Bekerja sama dalam kelompok kecil memberikan wawasan dan pemahaman bersama mengenai materi pelatihan.

Namun demikian, ada juga kekurangannya. Tidak semua peserta pelatihan dapat bekerja secara efektif dalam kelompok kecil yang dapat menyebabkan hasil yang tidak efektif. Selain itu, waktu dan dana tambahan harus dialokasikan untuk manajemen ketika berhadapan dengan dinamika kelompok kecil.

Contoh bagaimana model ini dapat bekerja dalam praktiknya adalah untuk pelatihan manajemen waktu. Pelatihan khusus ini akan mengharuskan peserta pelatihan dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil yang menghasilkan strategi untuk manajemen waktu yang efektif – berbagi ide di antara satu sama lain tentang metode yang berhasil yang telah mereka kembangkan secara individu atau bersama-sama sebagai sebuah tim.

Pembelajaran Langsung vs. Jarak Jauh

Pelatihan langsung adalah jenis pelatihan di mana instruktur dan peserta pelatihan bertemu secara langsung, biasanya dalam bentuk kelas atau sesi pelatihan formal. Ini memungkinkan instruktur untuk berinteraksi langsung dengan peserta pelatihan dan memberikan bimbingan dan umpan balik secara langsung.

Di sisi lain, pembelajaran jarak jauh adalah jenis pelatihan di mana peserta pelatihan belajar secara online, biasanya menggunakan teknologi seperti video pelatihan atau webinar.

Ini memungkinkan peserta pelatihan untuk belajar dari mana saja, selama mereka memiliki akses ke internet dan perangkat yang tepat. Pembelajaran jarak jauh juga biasanya lebih fleksibel dari pelatihan langsung, karena peserta pelatihan dapat mengatur jadwal belajar sesuai keinginan mereka. Namun, pembelajaran jarak jauh tidak selalu memungkinkan interaksi langsung antara instruktur dan peserta pelatihan.

Mengenai yang mana yang paling cocok untuk diterapkan di lingkungan perusahaan, tergantung pada kebutuhan dan preferensi karyawan serta perusahaan.

Pelatihan langsung biasanya lebih cocok untuk materi pelatihan yang kompleks atau sulit dipahami, karena memungkinkan instruktur untuk memberikan bimbingan dan umpan balik secara langsung. Pelatihan langsung juga cocok untuk pelatihan yang mengajarkan keterampilan praktis, seperti pelatihan keamanan atau pelatihan teknis.

Di sisi lain, pembelajaran jarak jauh biasanya lebih cocok untuk pelatihan yang fleksibel dan mudah dipahami, karena peserta pelatihan dapat belajar kapan saja dan di mana saja, sesuai dengan jadwal mereka. Kegiatan pembelajaran tersebut juga cocok untuk pelatihan yang bersifat teoritis, seperti pelatihan manajemen atau pelatihan soft skills.

Perusahaan perlu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan karyawan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti waktu, anggaran, dan preferensi karyawan untuk memilih jenis pelatihan yang paling cocok.

Pembelajaran Synchronous vs Asynchronous

Ada juga dua bentuk pembelajaran lain yang populer dalam bidang metode pembelajaran yaitu pembelajaran sinkron (synchronous learning) dan asinkron (asynchronous learning).

Pembelajaran sinkron merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta yang mengambil bagian dalam aktivitas langsung pada saat yang sama, seperti webinar atau sesi obrolan online. Metode ini bermanfaat bagi kelompok besar karena mendorong kolaborasi dan umpan balik langsung, sehingga mencapai tujuan pelajaran yang diinginkan.

Di sisi lain, pembelajaran asinkron dilakukan secara mandiri dan memungkinkan aktivitas yang dipandu sendiri yang dapat disesuaikan dengan preferensi atau kekuatan individu. Metode ini bekerja dengan baik bagi karyawan yang memiliki jadwal sibuk atau lebih suka belajar dengan kecepatan mereka sendiri. Rangkaian kegiatan pembelajaran asinkron dapat menawarkan kuis, eBook, video instruksional atau tutorial sebagai bagian dari kurikulum.

Baik pembelajaran sinkron maupun asinkron memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dengan materi dan dapat saling melengkapi dengan baik dalam program pelatihan karyawan perusahaan.

Mencari Model Pembelajaran yang Ideal

Setiap perusahaan memiliki kondisi yang berbeda-beda, karena itu pendekatan pembelajaran dalam training juga akan berbeda-beda. Supaya pelatihan dapat dilaksanakan dengan berhasil, kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan situasi pelatihan tersebut.

Yang perlu diingat, setiap model pembelajaran masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya dalam situasi dunia nyata. Untuk memperoleh hasil pelatihan yang maksimal, ada baiknya menggunakan strategi pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan beberapa penerapan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

Oleh karena itu, untuk memilih model pembelajaran yang paling cocok, perusahaan perlu mengidentifikasi kebutuhan pelatihan karyawan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti waktu, anggaran, dan preferensi karyawan.

Jenis pelatihan mana yang kira-kira akan Anda terapkan dalam pelatihan karyawan? Jika memilih untuk pembelajaran jarak jauh secara online, maka Anda dapat menggunakan LMS (learning management system) dari Ruangkerja, karena saat ini Ruangkerja sudah memiliki fitur pendukung seperti:

  1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan.
  2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi.
  3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi.

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan ruangkerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi?

[IDN] CTA Tengah 1 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

 

Jeffry Thurana