Problem Based Learning, Ubah Masalah Jadi Kesempatan Upgrade Skill

problem based learning adalah

Problem based learning adalah salah satu cara membentuk keterampilan seseorang yang diasah dari sebuah permasalahan.

Keterampilan seseorang menjadi daya tarik yang perlu diasah secara berulang. Terlebih perkembangan teknologi dan zaman mengharuskan seseorang untuk terus beradaptasi dengan kemajuan dan dengan masalah yang disajikan. Keterampilan yang dibutuhkan pun terus mengalami perkembangan.

Merujuk dari Future of Jobs Survey 2018 oleh World Economic Forum disebutkan keterampilan yang dibutuhkan tahun 2022 di antaranya berpikir analitis dan inovasi; pembelajaran aktif dan pembelajaran strategis; kreativitas, orisinalitas, juga inisiatif; berpikir kritis (critical thinking skills) dan kemampuan analisis; serta pemecahan masalah yang kompleks (problem-solving skills).

Keterampilan bisa terbentuk melalui pembelajaran dan pelatihan. Adapun mengembangkan kemampuan tersebut bisa diciptakan dan dibentuk melalui model pembelajaran problem based learning.

 

Apa itu Problem Based Learning?

Problem based learning adalah model pembelajaran berbasis masalah, yaitu suatu pendekatan yang di dalamnya terdapat serangkaian pembelajaran yang prosesnya dimulai dari adanya permasalah kemudian dipelajari untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Ciri khas dari problem based learning adalah melibatkan adanya instruktur atau pendidik dalam setiap penerapannya.

Model pembelajaran problem based learning awalnya dikenalkan oleh Howard Burrows, dokter yang dikenal sebagai pendidik di bidang kesehatan pada era 60-an. Problem based learning (PBL) dikemukakan dalam kerangka program medis di Universitas McMaster, Kanada.

Adapun pengertian lainnya, merujuk dari Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (2020), problem based learning adalah metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mendapatkan ilmu baru dari analisis berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki, serta menghubungkannya dengan permasalahan belajar yang diberikan guru.

Dengan kata lain, pembelajaran bisa melakukan pendekatan siswa analisis dan evaluasi pada masalah yang harus dihadapi. Mereka akan dilatih untuk menyelesaikan masalah serta mendapatkan pengetahuan dari pengalaman tersebut.

 

Tujuan Problem Based Learning

Tujuan dari penerapan metode problem based learning adalah untuk mendorong siswa melakukan pembelajaran secara mandiri yang berlangsung seumur hidup. Selain itu, problem based learning menekankan pada kolaborasi dan kerja tim yang dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan yang dihasilkan.

Sebagai bentuk pembelajaran aktif, problem based learning (PBL) mampu mendorong pengetahuan dan mengintegrasikan pembelajaran di institusi pendidikan dengan dinamika kehidupan nyata. Dengan begitu, peserta didik dapat belajar bagaimana mengembangkan pengetahuan yang fleksibel dan meningkatkan pengetahuannya sendiri, keterampilan pemecahan masalah, memperoleh motivasi secara intrinsik, bertukar ide, dan berkolaborasi.

Siswa kelas dapat mengidentifikasi apa yang telah mereka ketahui, apa yang perlu diketahui, serta cara dan sumber informasi yang dibutuhkan untuk berhasil mencapai solusi masalah. Sementara instruktur dalam problem based learning dapat memfasilitasi pembelajaran dengan mendukung, membimbing, dan memantau kemajuan peserta didik.

Model problem based learning dapat membangun kepercayaan diri peserta didik. Bukan hanya itu, peserta didik juga didorong berpartisipasi aktif dan memperluas pemahaman mereka. Metode ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai keterampilan pemecahan masalah, pemikiran, kerja tim, komunikasi, manajemen waktu, dan penelitian.

 

Perbedaan Problem Based Learning dengan Project Based Learning

Perbedaan utama antara problem-based learning (PBL) dan project-based learning (PjBL) yang jelas terletak pada fokus belajar dan tujuannya. Sesuai dengan namanya, PBL lebih menekankan pada pemecahan masalah, sedangkan PjBL akan lebih fokus terhadap pengembangan keterampilan.

Kemudian, jika perusahaan ingin meningkatkan kompetensi karyawannya dalam menyelesaikan masalah yang relevan dengan dunia nyata, maka yang cocok digunakan dalam pembelajaran adalah model problem based learning. Sementara itu, PjBL bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta dalam membuat proyek yang relevan dengan dunia nyata.

Baca Juga:  Project Based Learning, Pembelajaran yang Menghasilkan Solusi Terbaik

 

4 Prinsip Utama Metode Problem Based Learning

Metode problem based learning dapat dikatakan berhasil apabila telah memenuhi empat prinsip utamanya. Adapun empat prinsip utama metode problem based learning terdiri dari:

1. Pembelajaran aktif

Peserta didik dapat mengontrol pembelajaran sendiri, dan mengajukan, serta menjawab pertanyaannya sendiri. Ada partisipasi aktif dari peserta didik dalam problem based learning.

2. Pembelajaran terpadu

Pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berjalan beriringan dalam model problem based learning. Sedangkan bahan ajar yang ada dalam kelas/buku dikaitkan dengan dunia nyata. Pembahasan lebih fokus pada masalahnya.

3. Pembelajaran kumulatif

Problem based learning terbilang berhasil apabila pada penerapannya, pengetahuan diperoleh secara bertahap dengan topik ditinjau kembali secara lebih mendalam. Seiring waktu, masalah menjadi lebih sulit, dan peserta didik mendapatkan tantangan yang lebih kompleks.

4. Belajar untuk memahami

Proses adalah bagian dari pembelajaran itu sendiri. Dalam problem based learning, proses menjadi lebih penting daripada fakta yang disampaikan. Refleksi pribadi pun bagian penting yang tidak boleh dilewatkan oleh peserta didik. Selain itu, instruktur wajib menguji pengetahuan peserta didik dan memberikan umpan balik.

 

5 Teknik Penerapan Model Problem Based Learning

Dalam pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) terdapat teknik yang menjadi kuncian dalam suksesnya penerapan pembelajaran tersebut. Adapun lima teknik penerapan problem based learning, yakni

  • Masalah yang disajikan kepada peserta didik berfungsi sebagai panduan untuk memotivasi atau peserta didik dalam belajar,
  • Masalah dijadikan sebagai bentuk ujian, tes atau eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dari apa masalah yang atasinya. Dalam kata lain, untuk mengasah pemahaman peserta didik terhadap hasil belajar mereka,
  • Masalah hanya contoh atau gambaran dari konsep yang diajarkan instruktur,
  • Instruktur memberikan bimbingan pada individu dan berusaha untuk menggunakan masalah sebagai cara menguji proses pembelajaran yang dipelajari peserta didik,
  • Masalah memberikan stimulus untuk aktivitas. Masalah digunakan sebagai cara untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesaikannya.

 

Contoh Problem Based Learning

Salah satu contoh problem based learning di perusahaan adalah ketika sebuah tim diberikan masalah khusus yang harus mereka selesaikan dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, sebuah perusahaan farmasi yang ingin meningkatkan efisiensi produksi obat-obatan mereka.

Kelompok yang terlibat  akan diberikan masalah tersebut dan ditugaskan untuk mencari solusi  menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki. Mereka akan bekerja secara kolaboratif untuk menganalisis masalah, mencari informasi, mengembangkan ide, dan menguji solusi yang mereka temukan.

Proses ini akan melibatkan aplikasi langsung dari pengetahuan teoritis dan keterampilan praktis yang diperoleh dari pelatihan dan pengalaman.

 

Manfaat Penerapan Problem Based Learning

Ada sejak tahun 1960-an, problem based learning telah diakui manfaatnya. Pembelajaran ini mengalami perkembangan dan masih dimanfaatkan hingga sekarang karena adaptif dengan permasalahan yang kompleks.

Berikut berbagai macam manfaat penerapan problem based learning:

  • Model pembelajaran problem based learning mengajak peserta didik untuk belajar dengan memeriksa masalah dan menggunakan pengalaman pribadi mereka untuk menemukan solusinya.
  • Pembelajaran berbasis masalah mendorong peserta didik untuk terlibat pada aktivitas yang di dalamnya terdapat kerja tim, sehingga peserta didik dituntut untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan untuk berkomunikasi pada siswa atau pada peserta didik.
  • Peserta didik berproses dalam mengembangkan keterampilan dan secara efektif mampu mempertahankan posisi mereka. Peserta didik lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
  • Peserta didik dapat menemukan sendiri apa yang perlu mereka ketahui dan sesuatu yang meningkatkan keterampilan belajar mandirinya.

Baca Juga : Pentingnya Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional) di Dunia Kerja

 

Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Based Learning

Ketika ingin menerapkan model problem based learning, instruktur memerlukan pengetahuan terhadap alur dan prinsip utama dalam penerapannya agar tidak keliru dalam memberikan pengajaran. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang harus dipahami oleh instruktur atau guru dalam pembelajaran problem based learning yaitu:

problem based learning adalah

 

1. Instruktur menampilkan permasalahan

Tahapan awal dalam pembelajaran problem based learning, yakni instruktur menyampaikan tujuan dari pembelajaran. Selanjutnya, instruktur memaparkan permasalahan. Instruktur kemudian meminta peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan.

Pada tahap ini masalah sebagai pemantik rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, penyelesaian masalah, dan inisiatif peserta didik. Pastikan setiap peserta didik memahami berbagai istilah, serta konsep yang ada dalam masalah.

2. Merumuskan masalah

Siswa harus merumuskan masalah yang ada kemudian menganalisisnya. Dalam langkah ini peserta didik diajak untuk mengasah keterampilan berpikir kritis dan analitik dengan belajar dari menganalisis masalah tersebut.

3. Merumuskan solusi

Peserta didik kemudian mendiskusikan dengan rekan kerja maupun kelompok dan dibimbing oleh instruktur memecahkan masalah dan menemukan solusi untuk masalah tersebut. Mereka mengidentifikasi apa yang mereka rumuskan dan analisis sebelumnya untuk mencoba membuat solusinya.

4. Mempresentasikan hasil pemecahan masalah

Setelah mereka menelaah masalah tersebut, peserta didik mempresentasikan hasil kegiatan belajar dan memaparkan solusi dari permasalahan yang dijabarkan pada tahapan awal serta menyampaikan informasi yang sudah mereka dapat berbentuk laporan.

5. Evaluasi dan mendapatkan umpan balik

Instruktur atau guru akan membantu siswa ketika proses perencanaan dan penyajian hasil akhir, lalu memberikan penilaian atau mengevaluasi hasil belajar. Kemudian instruktur mengevaluasi hasil belajar atau memberikan umpan balik kepada peserta didik masukan atau arahan.

 

Kekurangan Problem Based Learning

Adapun beberapa kekurangan model problem based learning adalah sebagai berikut:

1. Waktu yang diperlukan

Problem base learning memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan sebuah masalah. Hal ini dapat membuat peserta dan pengajar merasa kelelahan jika pembelajaran tidak dilaksanakan dengan baik.

2. Perlu manajemen kelas yang mumpuni

Agar sebuah masalah dapat diselesaikan dengan efektif dan efisien, para pengajar perlu memastikan untuk melakukan manajemen kelas yang baik dan para peserta bisa kooperatef dalam setiap proses pembelajaran.

3. Kemampuan siswa yang berbeda

Meskipun bertujuan untuk mengasah keterampilan, sayangnya problem based learning dapat menjadi sulit bagi peserta didik yang lemah dalam berpikir kritis atau yang kurang mampu bekerja sama dalam sebuah kelompok.

4. Kurangnya pengawasan

Dalam problem base learning, peserta didik akan ditempatkan dalam situasi mandiri. Hal ini bisa saja menyebabkan peserta kurang memperhatikan pembelajaran jika tidak diawasi dengan baik.

5. Kurangnya fokus materi

Karena terlalu fokus untuk menyelesaikan masalah, peserta didik kemungkinan akan kurang fokus pada materi yang harus dipelajari.

6. Perlu dukungan dari pengajar

Problem based learning memang menuntut siswa atau peserta didik untuk belajar secara mandiri. Meskipun begitu, problem based learning merupakan pembelajaran yang melibatkan pelatih atau pengajar untuk membantu dalam menyediakan masalah yang relevan.

Baca Juga : The Abilene Paradox dalam Lingkungan Kerja

Jika ingin merencanakan bisnis dengan mumpuni, tak perlu khawatir. Kini RuangKerja telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya penerapan problem based learning di perusahaan Anda. RuangKerja dilengkapi dengan fitur-fitur berikut:

  • Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan.
  • Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi.
  • Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi.

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan RuangKerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi?

 

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

 

Referensi:

Ruangguru. 2017. Metode Pembelajaran Problem Based Learning dapat Tingkatkan Keaktifan Siswa [online]. Link: https://www.ruangguru.com/blog/tingkatkan-keaktifan-siswa-dengan-metode-pembelajaran-problem-based-learning (Accessed: 4 June 2022)

Pappas, Christoper. 2014. Instructional Design Models and Theories: Problem-Based Learning [online]. Link: https://elearningindustry.com/problem-based-learning (Accessed: 4 June 2022)

Weimer Phd, Maryellen. 2009. Problem-Based Learning: Benefits and Risks [online]. Link: https://www.facultyfocus.com/articles/effective-teaching-strategies/problem-based-learning-benefits-and-risks/ (Accessed: 4 June 2022)

Devilee, Annette. 2008. Problem Based Learning (PBL) [online]. Link: https://instructionaldesign.com.au/problem-based-learning/ (Accessed: 4 June 2022)

Artikel ini telah diperbarui oleh Intan Aulia Husnunnisa pada 13 Januari 2023. 

 

Vindiasari Yunizha