Mengenal Model Pembelajaran Kontekstual, Hadapi Masalah di Dunia Nyata

model-pembelajaran-kontekstual

Model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya terhadap penyelesaian masalah di dunia nyata.

Dalam ranah pengajaran, terdapat beragam model pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas. Salah satu tujuan penerapan model pembelajaran di kelas adalah kemampuan peserta didik memahami konsep akademis dan mampu untuk menerapkannya di dunia nyata. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kontekstual.

Mari kita pelajari lebih lanjut mengenai model pebelajaran kontekstual.

 

Apa Itu Model Pembelajaran Kontekstual?

Contextual learning and teaching atau model pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang didasari oleh masalah yang ada di kehidupan nyata.

Para peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik sehingga dapat menyelesaikan masalah nyata yang ada di depan mereka, seperti masalah yang dihadapi dalam keluarga, komunitas atau dalam dunia pekerjaan.

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah dapat meningkatkan kemampuan efikasi diri (kemampuan mereka untuk mencapai tujuan atau mendapatkan hasil yang mereka inginkan).

Menurut penelitian, orang-orang yang memiliki efikasi diri dapat menghadapi berbagai tantangan tanpa menyerah begitu saja. Bahkan ketika menghadapi situasi yang sulit, mereka cenderung beradaptasi dan menemukan solusi yang efektif.

Model pembelajaran kontekstual adalah proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk mengajarkan peserta didik untuk memahami bahwa pembelajaran yang mereka dapatkan merupakan hal yang bermakna dan dapat dihubungkan dengan konteks di kehidupan sebenarnya.

Konteks tersebut merupakan hal yang berhubungan dengan personal, keagamaan, sosial, ekonomi, lingkungan budaya dan lain-lain. Pengetahuan yang didapatkan oleh peserta didik diharapkan bisa diaplikasikan dan ditransfer ke situasi-situasi tersebut.

 

Tujuh Komponen Utama dalam Pembelajaran Kontekstual

Dalam pembelajaran kontekstual, terdapat tujuh komponen utama, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme berarti pengembangan pikiran peserta didik untuk mendapatkan pembelajaran dengan cara bekerja dan mengonstruksi sendiri pengetahuan serta keterampilan yang sedang dipelajarinya.

Pengetahuan tersebut bukanlah sekumpulan fakta atau konsep yang peserta didik hapalkan. Melainkan, sebuah konstruksi pengetahuan yang dapat mereka maknai melalui pengelaman nyata.

2. Menemukan (Inquiry)

Dalam konteks ini, inquiry atau menemukan merupakan proses pembelajaran melalui proses pemikiran sistematis, yang berasal dari pengamatan menjadi pemahaman. Pada proses ini peserta didik diasah untuk berpikir kritis.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh siswa adalah mengenali masalah, menjawab pertanyaan, menggunakan prosedur penelitian, menyiapkan kerangka berpikir, dan membuat hipotesis dan penjelasan yang relevan dengan pengalaman di dunia nyata.

3. Bertanya (Question)

Dengan bertanya, rasa ingin tahu peserta didik akan berkembang. Hal ini dapat dilakukan dengan dialog interaktif oleh seluruh peran yang terlibat di dalam komunitas belajar. Dengan begitu, proses pembelajaran akan terasa lebih hidup, dan hasil pembelajaran akan lebih luas dan mendalam.

Sudah saatnya tingkatkan kinerja tim jadi lebih baik untuk masa depan perusahaan Anda. Lakukan pelatihan efektif untuk karyawan bersama Ruangguru for Business. Daftar sekarang!

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

4. Kelompok belajar (Learning community)

Kelompok belajar adalah pembelajaran yang didapat dengan berkolaborasi dengan orang lain dan dilaksanakan dalam bentuk kelompok. Anggota kelompok belajar ini heterogen. Peserta didik yang sudah memahami materi akan mengajari peserta didik yang belum paham.

5. Pemodelan (Modeling)

Model yang dimaksud adalah peran seseorang yang menjadi contoh bagi peserta didik. Misalnya dalam pembelajaran bahasa asing, maka ada seseorang yang akan dijadikan contoh ketika melafalkan bahasa asing. Atau pendidik memberi contoh dalam mengerjakan suatu tugas.

Hal ini bertujuan agar peserta didik sanggup melakukan tugas jika orang yang menjadi contoh dapat melakukannya juga.

6. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah tahapan pembelajaran yang dilakukan dengan melihat, mengorganisasi, menganalisis, mengklarifikasi dan mengevaluasi hal-hal yang baru saja dipelajari oleh peserta didik. Hal ini dapat dipraktikkan dengan peserta didik membuat pernyataan langsung terhadap apa yang diperolehnya setelah melakukan pembelajaran.

7. Penilaian Otentik (Authentic Assessment)

Selain dengan tes, terdapat alat pengukur hasil pembelajaran peserta didik, yaitu dengan cara authentic assessment. Penilaian ini didapatkan dari hasil akurat berdasarkan tugas peserta didik, berupa tes tertulis, laporan kegiatan, karya peserta didik, dan penampilan presentasi.

 

Manfaat Model Pembelajaran Kontekstual

Model pembelajaran ini tentunya tidak hanya dapat diterapkan di sekolah saja, tetapi juga dapat diterapkan di dunia kerja. Berikut adalah manfaat model pembelajaran kontekstual di dunia kerja:

1. Waktu Menilai yang Lebih Cepat dengan Hasil yang Lebih Baik

Perusahaan meyakini bahwa pembelajaran kontekstual menghasilkan penguatan pengetahuan para karyawan yang lebih baik dalam kerangka waktu yang lebih cepat.

2. Mudah untuk Diingat dan Dipahami

Penelitian menyebutkan bahwa manusia cenderung melupakan 50% dari informasi baru dalam satu jam mempelajarinya. Bahkan manusia dapat melupakan 70% informasi baru tersebut dalam kurun waktu 24 jam. Pembelajaran kontekstual menanamkan pengetahuan ke dalam alur kerja alami para peserta didik, sehingga mereka dapat lebih mudah mengingat apa yang baru saja dipelajari.

3. Pengalaman Belajar yang Lebih Baik

Dengan pembelajaran kontekstual, karyawan mulai mengaplikasikan contoh dalam kehidupan nyata ke dalam apa yang mereka pelajari dan akhirnya menemukan makna darinya.

Hal ini membentuk pengalaman belajar yang dapat lebih dinikmati dalam jangka panjang. Selain itu, praktik tersebut dapat meningkatkan ketangkasan dan kemampuan beradaptasi tenaga kerja pada saat menghadapi kondisi krisis.

4. Membuat Tugas yang Rumit Menjadi Lebih Sederhana

Ketika karyawan berhadapan dengan berbagai macam komponen dari suatu tugas, mayoritas karyawan cenderung meninggalkan tugas tersebut, atau hanya menguasai satu komponen saja, dan tidak memahami komponen lainnya.

Dengan pembelajaran kontekstual, materi pelatihan dipresentasikan dengan cara satu komponen membangun komponen yang lainnya. Hal ini membantu karyawan menguasai setiap bagian dari tugas sebelum melanjutkan ke bagian lainnya. Hal ini dapat memberikan hasil yang efektif bagi karyawan.

5. Keterlibatan Karyawan

Pembelajaran kontekstual mendukung gagasan keterlibatan karyawan, karena hal tersebut menghubungkan pembelajaran dengan pekerjaan sehari-hari karyawan. Hal ini membantu mereka belajar lebih efektif dan efisien.

 

Cara Mengimplementasikan Strategi Pembelajaran Kontekstual

Berikut adalah cara mengimplementasi strategi pembelajaran kontekstual di dunia kerja:

1. Objektif Pelatihan

Pelatihan karyawan tentu harus memiliki tujuan jangka panjang dan jangka pendek yang terukur untuk mengevaluasi keefektivitasannya. Tujuan ini akan membuat perusahaan lebih mudah memahami dan mengukur nilai dari pelatihan tersebut.

Pada langkah awal, tentukan tujuan pelatihan karyawan yang menggambarkan output peserta didik yang diharapkan untuk dicapai pada akhir pelatihan. Kemudian, cari tahu bagaimana pembelajaran kontekstual dapat digunakan untuk mencapai tujuan-tujuan ini.

2. Ketahui Karyawan Anda

Untuk memahami apakah pembelajaran kontekstual cocok untuk karyawan Anda, penting untuk memahami siapakah karyawan Anda, di mana mereka bekerja, bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain, apakah mereka membutuhkan pelatihan yang berbeda-beda dan sebagainya.

Pembelajaran kontekstual tentu dapat diaplikasikan di perusahaan Anda, namun Anda harus mencari tahu bagaimana strategi pembelajaran tersebut apakah pengaplikasiannya membutuhkan cara yang berbeda untuk setiap kelompok atau setiap departemen.

3. Desain Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan yang Paling Relevan dalam Pikiran

Ada banyak strategi pembelajaran kontekstual yang dapat Anda implementasikan, misalnya strategi berdasarkan pengetahuan, strategi berdasarkan kemampuan atau bisa jadi melalui pendekatan kognitif. Pastikan Anda memilih strategi yang tepat berdasarkan tujuan pembelajaran dan karyawan Anda.

4. Desain Pembelajaran Kontekstual untuk Kelompok

Strategi pembelajaran kontekstual yang paling berhasil adalah yang didesain untuk kelompok dibandingkan untuk individu. Hal ini dikarenakan dalam dunia nyata karyawan Anda berinteraksi dengan sekelompok orang, seperti klien, vendor, rekan kerja, supervisor, tim manajemen dan lain sebagainya.

5. Ukur Keberhasilan dengan Tugas 

Cara terbaik untuk mengukur keberhasilan dari program pembelajaran kontekstual adalah melalui tugas otentik yang mengharuskan karyawan menunjukkan hasil pembelajarannya dengan mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan mereka ke dalam tugas nyata.

Dengan demikian, Anda dapat mengetahui bahwa output pembelajaran kontekstual berupa keterampilan dan pengetahuan dapat dipraktikkan dengan efektif.

Baca Juga : Project Based Learning, Pembelajaran yang Menghasilkan Solusi Terbaik

Jika Anda ingin karyawan lebih terampil dalam menghadapi masalah di dunia nyata, maka tingkatkan kompetensi mereka. Jika bingung bagaimana caranya, ada Ruangkerja dari Ruangguru for Business yang siap membantu!

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

Referensi:

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1233/1/012106/pdf [Accessed on 03 February 2023]

https://babel.kemenag.go.id/id/opini/599/MODEL-PEMBELAJARAN-CONTEXTUAL-THEACING-LEARNING-CTL [Accessed on 03 February 2023]

https://whatfix.com/blog/contextual-learning/ [Accessed on 03 February 2023]

 

Muhammad Azka Rais