Penerapan AI (Artificial Intelligence) dalam Digital Banking
Teknologi yang semakin canggih dimanfaatkan oleh sektor industri menambah fitur pada digital banking. Simak contoh layanannya di artikel ini.
—
AI adalah singkatan dari artificial intelligence, yaitu sebuah teknologi yang memungkinkan mesin untuk belajar dari data, membuat keputusan, dan menyelesaikan masalah yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Saat ini, AI sudah banyak diimplementasikan pada digital banking.
AI memainkan peran kunci dalam mengotomatiskan berbagai proses yang sebelumnya membutuhkan intervensi manusia. Misalnya, analisis data menggunakan AI dapat mengidentifikasi pola dan tren yang tidak terlihat oleh analisis konvensional, sehingga membantu bank untuk membuat keputusan yang lebih tepat.
Mari kenali implementasi AI yang kini sudah tersedia di berbagai layanan digital banking lainnya dengan menyimak artikel ini.
Pengertian Digital Banking
Digital banking adalah sistem perbankan yang memfasilitasi nasabah untuk melakukan berbagai transaksi perbankan melalui platform digital seperti aplikasi mobile dan situs web.
Dengan digital banking, nasabah dapat mengakses layanan perbankan kapan saja dan di mana saja tanpa perlu mengunjungi cabang fisik. Layanan yang disediakan oleh digital banking meliputi pengecekan saldo, transfer dana, pembayaran tagihan, pembukaan rekening, dan bahkan investasi.
Mengapa bank menyelenggarakan layanan digital banking? Tujuannya adalah memberikan berbagai benefit bagi nasabah, termasuk kemudahan akses untuk melakukan transaksi kapan saja dan di mana saja, meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi biaya dan sumber daya yang dibutuhkan, serta meningkatkan pengalaman nasabah melalui layanan yang lebih cepat dan personal.
Digital banking di indonesia telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak bank konvensional yang telah bertransformasi menjadi bank digital atau mengembangkan layanan digital banking untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang semakin mengutamakan kemudahan dan kecepatan.
Selain bank-bank konvensional, muncul juga bank digital baru yang sepenuhnya beroperasi secara online tanpa kantor cabang fisik. Beberapa contoh bank digital Indonesia ialah Bank Jago, Blu, Livin, Jenius, Neo Bank, dan Allo Bank.
Layanan Digital Banking
Apa saja bentuk layanan digital banking? Berikut ini beberapa contohnya:
1. Mobile Banking
Mobile banking atau dikenal juga dengan m-banking merupakan aplikasi mobile yang mempermudah nasabah untuk mengakses rekening hanya melalui smartphone. Umumnya, fitur yang tersedia adalah transfer dana, membayar tagihan, cek informasi saldo, dan top up e-money atau e-wallet.
2. Internet Banking
Platform online ini dapat diakses melalui web browser. Secara fungsi hampir sama dengan m-banking, karena yang berbeda hanya platform-nya saja. Di sini, nasabah bisa melakukan berbagai transaksi perbankan, termasuk pengecekan saldo, transfer uang, dan pembayaran tagihan.
3. SMS Banking
SMS Banking adalah layanan perbankan di mana nasabah bisa melakukan berbagai transaksi perbankan melalui pesan teks (SMS) di ponsel. Layanan ini biasanya mencakup cek saldo, transfer dana, bayar tagihan, pemberitahuan informasi, dst.
Dibanding internet banking dan m-banking, SMS banking memiliki akses yang lebih mudah, karena nasabah hanya membutuhkan ponsel dengan kemampuan SMS, dan tidak bergantung pada koneksi internet.
4. Phone Banking
Melalui phone banking, nasabah bisa melakukan berbagai transaksi dan mendapatkan informasi rekening melalui panggilan telepon. Pelayanannya kurang lebih sama dengan fitur pada SMS banking.
Layanan Phone Banking biasanya memerlukan verifikasi identitas melalui nomor PIN atau metode otentikasi lainnya untuk memastikan keamanan transaksi. Keuntungannya adalah nasabah dapat mengakses layanan perbankan tanpa harus mengunjungi cabang bank, dan dapat dilakukan dari mana saja selama nasabah memiliki akses ke telepon.
Baca Juga: Penggunaan AI untuk Masa Depan Corporate Training
Pemanfaatan AI di Digital Banking
Dengan adanya AI, sektor bank dapat mengoptimalkan fitur yang ada di layanan digital banking. Implementasi yang saat ini sudah banyak dilakukan adalah:
1. Chatbot dan Virtual Assistant
Dalam konteks AI, Customer Service bisa diimplementasikan ke dalam bentuk chatbot dan virtual assistant. Customer service adalah fungsi atau departemen dalam sebuah organisasi, termasuk di dalamnya di bidang perbankan digital, yang bertanggung jawab untuk memberikan layanan dan dukungan kepada pelanggan atau nasabah.
Sementara itu, chatbot merupakan virtual assistant yang perannya sama dengan Customer Service. Virtual Assistant adalah aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk membantu nasabah dengan berbagai layanan perbankan melalui interaksi otomatis.
Salah satu contoh digital bank di Indonesia yang memiliki virtual assistant adalah Bank BTPN dengan layanan virtual assistant bernama Jenius Help di platform Jenius.
2. Deteksi Fraud (Penipuan)
Algoritma AI digunakan untuk mendeteksi aktivitas penipuan dengan menganalisis pola transaksi dan mendeteksi anomali secara real-time.
AI dapat menandai transaksi yang mencurigakan dan memicu tindakan keamanan tambahan untuk melindungi akun nasabah. Contoh: HSBC menggunakan teknologi AI untuk mendeteksi dan mencegah penipuan transaksi.
3. Otomatisasi Proses
AI digunakan untuk mengotomatisasi berbagai proses back-office seperti pemrosesan klaim, verifikasi dokumen, dan pemrosesan aplikasi pinjaman. Otomatisasi ini mengurangi waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Misalnya, JP Morgan menggunakan AI untuk memproses dokumen hukum dan kontrak, menghemat ribuan jam kerja manual.
4. Analisis Data dan Personal Financial Management
Dengan AI, pihak bank bisa menganalisis data transaksi nasabah untuk memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi mengenai pengelolaan keuangan, penghematan, dan investasi. Contoh: PFM tools seperti Mint menggunakan AI untuk memberikan saran keuangan yang disesuaikan dengan kebiasaan belanja dan tujuan keuangan nasabah.
5. Kredit Scoring dan Evaluasi Kelayakan
AI bisa difungsikan juga untuk mengevaluasi kelayakan kredit nasabah dengan menganalisis data yang lebih luas dan variatif dibandingkan metode konvensional.
Efeknya, penilaian kredit jadi lebih cepat dan akurat. Contoh: ZestFinance menggunakan AI untuk memberikan penilaian kredit yang lebih inklusif dan tepat.
6. Voice Banking
Beberapa bank telah mengimplementasikan asisten suara berbasis AI yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan menggunakan perintah suara.
Contoh: Wells Fargo memanfaatkan teknologi AI untuk memungkinkan nasabah melakukan perbankan melalui asisten suara seperti Google Assistant dan Amazon Alexa.
7. Menentukan Kebijakan Asuransi yang Tepat
AI dapat digunakan dalam membuat kebijakan asuransi yang tepat dengan cara analisis risiko. Melalui kecanggihannya, AI mampu menganalisis data historis dan faktor risiko terkait untuk menentukan tingkat premi yang sesuai dengan profil nasabah. Hal ini termasuk bagaimana mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, lokasi geografis, dan riwayat klaim.
Selain itu, AI membantu pihak bank dalam pemodelan prediktif dengan teknik machine learning, yaitu memodelkan kecenderungan klaim dan perkiraan biaya klaim di masa depan berdasarkan data historis. Hal ini membantu dalam penetapan premi yang lebih akurat dan kebijakan yang lebih sesuai.
8. Melindungi Pembayaran
Melalui teknologi biometrik dan analisis perilaku, AI dapat mengotomatisasi proses otentikasi pengguna untuk pembayaran online, mengurangi risiko keamanan terkait dengan identitas palsu atau pencurian data.
Di sisi lain, AI bisa dirancang untuk mengawasi dan mengelola tingkat keamanan sistem pembayaran secara real-time, dengan mengidentifikasi ancaman potensial dan meresponsnya dengan cepat untuk mencegah kerugian. Contoh implementasinya adalah face atau finger print untuk two factor authentication.
9. AI dan Manajemen Risiko
AI dalam perbankan memainkan peran penting dalam manajemen risiko, khususnya di luar konteks investasi, dengan berbagai aplikasi yang canggih dan efisien. AI mampu mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan berbagai jenis risiko operasional dan keamanan yang dihadapi oleh bank.
Sebagai contoh, ada yang dinamakan proses KYC (know your customer), untuk memverifikasi identitas nasabah baru dan yang sudah ada. AI dapat memproses dan menganalisis data dari berbagai sumber untuk memastikan bahwa identitas nasabah adalah sah.
Misalnya, AI dapat memverifikasi dokumen identitas seperti KTP atau paspor, memeriksa kesesuaian foto wajah dengan gambar yang ada di database, serta menganalisis data biometrik seperti sidik jari atau tanda tangan. Dengan demikian, AI membantu bank mematuhi regulasi anti-pencucian uang (AML) dan mengurangi risiko identitas palsu.
10. Customer Relationship Management (CRM)
Salah satu cara AI berfungsi dalam meningkatkan CRM di perbankan adalah dengan memantau dan mengelola feedback nasabah secara lebih efisien.
Sistem AI dapat secara otomatis mengumpulkan, menganalisis, dan mengkategorikan umpan balik dari berbagai saluran komunikasi. Hal ini bisa membuat bank untuk cepat mengidentifikasi masalah umum dan area untuk perbaikan, serta memastikan bahwa keluhan nasabah ditangani dengan tepat waktu.
Baca Juga : 5 Rahasia Kemampuan Artificial Intelligence dalam Dunia Kerja
—
Demikian penjelasan mengenai implementasi AI dalam dunia digital banking. Dengan mengadopsi berbagai fitur AI, sektor ini bisa lebih mudah untuk membantu dan memenuhi kebutuhan para nasabahnya.
Apakah perusahaan Anda sudah memanfaatkan AI? Jika belum, segera dapatkan pelatihan mengenai AI dari para expert di Ruang Kerja. Nantinya, Anda bisa berkonsultasi terlebih dahulu untuk menentukan materi apa yang perlu dipahami oleh tim atau karyawan di perusahaan. Mari, hubungi kami sekarang, gratis!
Referensi:
Verihubs Writer. ‘AI untuk Perbankan, Apa Saja Fungsi dan Kegunaannya?’. Verihubs, 14 Juni 2023. [online] Available at https://verihubs.com/blog/ai-untuk-perbankan/ (Accessed at 28 Juni 2024)