Metode 70/20/10, Referensi untuk Pelatihan & Pengembangan Karyawan
Sudah pernah mendengar metode pelatihan 70/20/10? Untuk Anda yang berada di bidang SDM, sangat penting untuk memahami salah satu metode pelatihan karyawan ini.
—
Saat ini berbagai perusahaan sudah memiliki referensi pelatihan dan pengembangan karyawan yang beragam. Salah satunya adalah metode 70/20/10 yang masih sering digunakan oleh banyak perusahaan.
Dilansir dari trainingindustry.com, lebih dari 500 perusahaan di dunia telah menggunakan metode ini untuk berinvestasi terhadap pengembangan karyawan.
Apakah model 70/20/10 hanya berfokus pada pengembangan karyawan? Bagi Anda yang masih keliru antara pengembangan dan pelatihan, terdapat perbedaan yang cukup mendasar dari keduanya.
Seperti ditulis dari buku Panduan Praktis Menyusun Pengembangan Karier dan Pelatihan Karyawan, pelatihan berfokus pada meningkatkan kompetensi peserta, sedangkan pengembangan merupakan persiapan untuk meniti karier dan tanggung jawab yang lebih besar.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa model 70/20/10 adalah cara yang dapat digunakan untuk pengembangan karyawan.
Dari proses pengembangan itu lah terdapat program pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi atau skill peserta. Agar Anda semakin memahami model ini, berikut adalah penjelasannya.
Apa Itu Model 70/20/10?
Kutipan yang populer seperti ‘learning is a journey, not destination’ sangat cocok dianalogikan dengan model 70/20/10. Hal tersebut disebabkan proses pembelajaran merupakan sebuah perjalanan yang dapat ditempuh dengan berbagai cara.
Secara umum, metode 70/20/10 adalah metode yang digunakan untuk pengembangan SDM dengan formula pembelajaran 70% experiential learning, 20% social learning, dan 10% formal learning. Model ini dikembangkan oleh dua tokoh trainer terkenal yaitu, Michael Lombardo dan Robert Eichinger (2000).
Model ini dirancang untuk membantu individu dan organisasi mengembangkan keterampilan secara lebih holistik dan berkelanjutan. Dengan menggabungkan pengalaman langsung, pembelajaran sosial, dan pelatihan formal, metode ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan relevan dengan kebutuhan dunia nyata.
Meski proporsinya bisa fleksibel, inti dari model ini adalah pentingnya keseimbangan antara berbagai sumber pembelajaran untuk mencapai pengembangan yang maksimal dan tidak hanya mengandalkan satu sumber pembelajaran saja.
Baca Juga: Tingkatkan Produktivitas Kerja dengan Gamifikasi (Gamification)
Struktur Model 70/20/10
Berdasarkan urutannya, yang pertama yaitu 70% pembelajaran dapat dilakukan melalui pengalaman. Dalam artian, peserta akan terjun langsung dengan diberikan tugas atau tantangan.
Melalui tugas proyek yang diberikan, peserta diharapkan dapat mengasah kemampuan problem-solving dan juga dapat belajar dari apa yang telah terjadi.
Yang kedua yaitu 20% peserta melakukan pembelajaran secara sosial. Dapat dikatakan, peserta menerima pembelajaran melalui orang lain.
Tak mengherankan, apabila bentuk dari proses ini adalah berupa coaching, mentoring, komunitas praktis, dan bahkan dapat menggunakan collaboration platforms.
Terakhir, yaitu 10% pembelajaran peserta dilakukan secara formal learning atau structured learning. Seperti namanya, metode pembelajaran ini memerlukan proses pembelajaran formal di kelas pada umumnya.
Pembelajaran bisa berupa workshop, seminar, ataupun pelatihan melalui online learning. Pembelajaran secara formal dapat memberikan gambaran kepada peserta terhadap materi yang diberikan untuk menunjang experiential learning.
Baca Juga: Apa itu LMS dan Manfaatnya Bagi Peningkatan Produktivitas Karyawan
Merancang Model 70/20/10 untuk Program Pengembangan Karyawan
Training Industry Research menjelaskan bahwa model 70/20/10 digunakan untuk membentuk pengembangan karier bagi para manajer dan executive agar lebih optimal dan sukses.
Sebelum adanya survei tersebut, Jay Cross (2011) telah mengatakan dalam bukunya bahwa model 70/20/10 merupakan arahan atau pun ketentuan untuk mengembangkan calon pemimpin.
Baca Juga: 3 Tips Optimalkan Talent Management untuk SDM yang Berkualitas
Berdasarkan research di atas, dapat dikatakan model ini berfokus pada perubahan perilaku dan kinerja karyawan untuk pengembangan karier.
Lalu seperti apa model ini dapat dirancang untuk program pengembangan karyawan? Berikut adalah langkah untuk merancang model 70/20/10 dalam pengembangan karyawan.
1. Membuat Program yang Tepat Sasaran
Walaupun dicanangkan sebagai program pengembangan pilihan, tetapi metode ini tidak dapat diterapkan kepada sembarang orang. Anda perlu jeli dan melihat, karyawan mana yang layak dan mampu mengikuti metode 70/20/10 ini.
Sebagai contoh, Anda perlu memikirkan apakah program ini sesuai dengan budaya perusahaan, latar belakang karyawan, dan lain sebagainya.
Misal, bagi karyawan yang cukup inovatif, bisa mendapatkan peluang yang sangat condong ke arah ‘20’ atau pembelajaran social learning. Berdasarkan karakteristiknya, karyawan yang seperti ini senang belajar dengan kolega dan anggota tim, dibandingkan belajar dengan workshop atau pun pelatihan di kelas.
Maka dari itu, memfokuskan materi pengembangan sesuai dengan kemampuan peserta dapat mendorong produktivitas program ini berjalan menjadi lebih cepat.
Baca Juga: Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagia dengan Menerapkan Teori Flow
2. Terapkan Strategi pada Program
Strategi yang Anda gunakan dapat dibuat menjadi lebih detail dibanding poin yang pertama. Pada langkah ini, Anda harus menunjukan bagaimana mencapai tujuan perusahaan melalui program pengembangan 70/20/10.
Misalnya, jika tujuan perusahaan Anda adalah ingin mengembangkan digital marketing, tim pemasaran mungkin dapat diberi kursus online tentang media sosial, pemasaran email, dan growing web traffic.
Setelah itu Anda dapat mengatur social learning dengan memberikan coaching kepada peserta. Anggota tim senior kemudian dapat mendemonstrasikan beberapa prinsip yang dieksplorasi, selangkah demi selangkah sehingga anggota tim sepenuhnya memahami.
Terakhir, tim diberi waktu untuk mengembangkan ide mereka sendiri dan menerapkannya sebagai bentuk experiential learning. Metode social learning dapat dijalankan sekaligus dengan experiential learning.
Berdasarkan strategi tersebut, dapat dikatakan bahwa tiga elemen dari 70/20/10 bekerja sama untuk memberi karyawan pemahaman yang menyeluruh tentang topik tersebut.
Strategi Anda harus memperlihatkan setiap tujuan dan bagaimana tiga elemen dari rencana 70/20/10 akan digabungkan untuk mencapainya.
Baca Juga: Mengenal Strategi Pengembangan Produk yang Efektif
3. Investasikan Menggunakan Alat yang Tepat
Setelah Anda tahu persis apa yang ingin dicapai dan bagaimana ingin mencapainya, sekarang saatnya untuk memikirkan platform atau alat apa yang akan digunakan.
Menariknya saat ini Anda tidak perlu khawatir untuk membeli rangkaian perangkat lunak program pelatihan. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, Anda dapat dengan mudah mengadakan pelatihan sebagai implementasi dari program 70/20/10 ini.
Alat yang paling umum digunakan untuk pelatihan karyawan adalah Learning Management System (LMS). Sistem ini dapat menguntungkan Anda karena konten materi yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Enrollment yang dibuat secara group juga merupakan benefit lain yang bisa Anda rasakan.
Baca Juga: Menggunakan Prinsip 80 20 Untuk Meningkatkan Produktivitas
Contoh Implementasi Metode 70/20/10 di Perusahaan
Perusahaan Manufaktur
70% – Pembelajaran melalui pengalaman langsung:
Seorang operator mesin baru dilibatkan langsung dalam proses produksi sejak minggu pertama. Ia diberikan tugas nyata seperti menjalankan mesin di bawah pengawasan, menyelesaikan masalah produksi harian, dan melakukan pemeliharaan dasar. Dari pengalaman langsung ini, ia belajar keterampilan teknis, efisiensi kerja, dan cara menangani tantangan produksi.
20% – Pembelajaran melalui interaksi sosial:
Operator tersebut juga dipasangkan dengan mentor berpengalaman di lini produksi. Ia rutin mendapatkan umpan balik mingguan, berdiskusi soal strategi kerja yang lebih efisien, serta belajar dari pengalaman mentor tentang keselamatan kerja dan manajemen waktu. Ia juga mengikuti sesi sharing dengan tim lain untuk bertukar praktik terbaik.
10% – Pembelajaran formal:
Sebelum mulai bekerja, operator menjalani pelatihan formal selama beberapa hari yang mencakup teori dasar tentang mesin, prosedur keselamatan kerja, serta kebijakan mutu perusahaan. Selain itu, ia mengikuti pelatihan tahunan tentang ISO dan standar K3.
Baca Juga: Mengenal Business Model Manufaktur Beserta Jenis & Contohnya
Perusahaan Ritel
70% – Pembelajaran melalui pengalaman langsung:
Seorang karyawan baru di toko langsung terlibat dalam aktivitas harian seperti melayani pelanggan, mengatur display produk, mengelola stok di gudang, dan menggunakan sistem kasir. Dari pengalaman ini, ia belajar keterampilan layanan pelanggan, pengelolaan produk, serta bagaimana menangani situasi yang menantang di lapangan, seperti komplain pelanggan atau lonjakan pengunjung.
20% – Pembelajaran melalui interaksi sosial:
Karyawan tersebut didampingi oleh senior sebagai buddy selama masa orientasi. Ia juga ikut dalam briefing harian bersama tim untuk membahas strategi penjualan, target harian, dan kendala yang dihadapi. Dari interaksi ini, ia belajar komunikasi tim, cara menyampaikan ide, dan bagaimana menyerap masukan dari rekan kerja yang lebih berpengalaman.
10% – Pembelajaran formal:
Sebelum mulai bekerja, karyawan mengikuti pelatihan formal tentang produk yang dijual, SOP pelayanan pelanggan, serta pelatihan etika dan keamanan di tempat kerja. Pelatihan ini biasanya berbentuk kelas singkat, video e-learning, atau modul pelatihan online.
—
Pengembangan karyawan bukan hanya sekedar training atau pelatihan, tetapi proses berkelanjutan yang diharapkan mampu menunjang kinerja karyawan. Melalui metode 70/20/10, program pengembangan karyawan dapat menjadi pilihan yang bisa Anda gunakan.
ruangkerja menjawab kebutuhan perusahaan Anda untuk mengadakan pelatihan yang menyenangkan dan dapat mendukung peningkatan kecerdasan emosional karyawan. Terdapat tiga fitur dengan metode gamifikasi sebagai berikut:
- Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan.
- Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi.
- Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi.
Gunakan ruangkerja untuk mendapatkan pengalaman program pelatihan karyawan No. 1 di Indonesia hanya dalam satu genggaman.
Referensi:
Dewi, Sri Komala dan Agustin Rozalina. (2016). Panduan Praktis Menyusun Pengembangan Karier dan Pelatihan Karyawan. Jakarta: Raih Asa Sukses.
elearningindustry.com. (2019). 6 Ways The 70 20 10 Model Can Help You Achieve Your Employee Development Goals Faster. https://elearningindustry.com/70-20-10-model-achieve-employee-development-goals-faster.
trainingindustry.com. (2019). Research deconstructing: 70:20:10. https://trainingindustry.com/content/uploads/2019/09/Deconstructing_702010_Preview.pdf.
Referensi Gambar:
Young businesswoman with whiteboard [daring]. Tautan: https://www.freepik.com/free-photo/young-businesswoman-with-whiteboard_1182403.html (Diakses: 8 Mei 2024)