Ciptakan Lingkungan Kerja yang Bahagia dengan Menerapkan Teori Flow

Teori Flow

Karyawan yang bahagia adalah yang bekerja di perusahaan yang memenuhi kebutuhannya, tidak hanya fisik tetapi juga psikologis. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan karyawan adalah dengan menerapkan teori Flow. Simak penjelasannya di artikel berikut ini!

Pernahkah Anda melakukan evaluasi diri, seberapa sering merasa mudah lelah dan stres dalam bekerja? Atau justru sebaliknya, Anda merasa senang dan menemukan banyak tantangan menarik selama menjalani profesi yang Anda geluti selama ini? Rasa bahagia dan stres terkadang silih berganti saat berada dalam aktivitas bekerja, akan tetapi ada hal yang lebih mendominasi antara rasa bahagia yang banyak berperan di aktivitas sepanjang hari atau justru rasa stres yang tidak pernah henti dari waktu ke waktu saat menjalani pekerjaan. Di sinilah peran Anda untuk mampu mengidentifikasi perilaku dan perasaan tersebut melalui serangkaian assesment yang dapat dipelajari dalam Teori Flow.

Mengenal Teori Flow

Teori ini dicetuskan oleh Mihaly Csikszentmihalyi, yang menjelaskan bahwa ketika karyawan secara aktif terlibat dalam suatu aktivitas di mana keterampilan yang dimiliki seimbang dengan beban kerjanya, dia dapat mencapai kondisi pengalaman optimal yang disebut “flow.” Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi karyawan bisa berada pada keadaan psikologis seperti ini. Namun, pada dasarnya mereka yang berada pada kondisi ini, dapat menghasilkan serta mendorong untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik dan tentu saja puas dalam menjalani pekerjaannya. 

Teori Flow

Sumber: YouTube/WiserEveryday

 

Upaya untuk Menciptakan Lingkungan yang Nyaman

Dr. Ron Friedman, seorang ahli dalam psikologi organisasi, menjelaskan bahwa karyawan yang bahagia adalah yang bekerja di perusahaan yang memenuhi kebutuhannya, tidak hanya fisik tetapi juga psikologis. Tempat kerja yang dimaksud dapat menyediakan:

Teori Flow

  1. Menjamin keseimbangan work-life balance dan mendukung kesejahteraan karyawan,
  2. Mampu menciptakan lingkungan kerja yang mendorong partisipasi antar karyawan, dan
  3. Memenuhi kebutuhan individu tentang kreativitas, kompetensi, dan hal terkait lainnya

Upaya menciptakan work-life balance dapat dicontohkan sebagai berikut. Misal, pimpinan yang menghormati jam kerja karyawannya, yang berdampak positif pada keleluasaan mengontrol waktu dan mengelola energi mereka. Selain itu pimpinan juga memberikan batasan dan memberikan fleksibilitas dalam menentukan jam kerja. Perusahaan juga diupayakan mempromosikan fasilitas untuk menunjang kesehatan dengan menawarkan fasilitas yang mendorong karyawan untuk menjaga diri. Terakhir, perusahaan sebaiknya mengambil hukuman bagi karyawan yang tidak pernah mengambil cuti tahunan.

Pada poin kedua, untuk mendorong partisipasi antarkaryawan, salah satunya dipengaruhi oleh desain tempat kerja. Desain yang modern dapat mempengaruhi lingkungan kerja yang mendorong kemampuan karyawan untuk berkembang lebih baik. Entah itu lingkungan kerja WFO, WFH atau bahkan WFA. Sebagai contoh, saat ini bayak kantor yang menerapkan suasana yang terlihat selayaknya tempat rekreasi. Selain itu, setiap aktivitas di tempat kerja memerlukan jenis ruang yang berbeda, jadi konsep open-space tidak boleh menjadi satu-satunya pilihan. Studi terbaru menunjukkan misalnya, bahwa langit-langit tinggi mendorong ide-ide kreatif sementara meja bundar mendorong kolaborasi yang lebih baik.

Baca Juga: Cara Presentasi di Google Meet Agar Bebas Gangguan Saat WFH

Di poin ketiga, kebutuhan individu tentang kreativitas, kompetensi, dan hal terkait lainnya, karyawan perlu dilakukan stimulus oleh pimpinan untuk membuat keputusan tentang bagaimana, kapan dan di mana mereka melakukan pekerjaan mereka. Hal ini dapat dicapai melalui:

  1. Mengasah keahlian dalam menyelesaikan pekerjaan
  2. Memberikan jam kerja yang fleksibel, dan
  3. Menyediakan ruang kerja yang dipersonalisasi.

Sedangkan kebutuhan akan peningkatan kompetensi dan pemberian apresiasi karyawan dapat dilakukan dengan contoh berikut:

  1. Apresiasi yang bermakna dan bersifat spesifik bagi setiap orang,
  2. kesempatan untuk saling belajar, membimbing dan mengajar,
  3. kelonggaran waktu untuk berinovasi dan bereksplorasi tanpa takut membuat kesalahan.

Selain untuk memenuhi kebutuhan karyawan agar menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, perusahaan Anda juga perlu untuk meningkatkan kualitas karyawan. Anda dapat meningkatkan kualitas karyawan Anda dengan pelatihan berbasis LMS ruangkerja, dengan mengklik gambar berikut ini.

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

 

Manfaat dari menemukan Flow di tempat kerja sangat banyak, baik untuk individu maupun organisasi. Kualitas pengalaman kerja dapat ditentukan oleh setiap individu, tetapi Anda harus memahami bahwa kenyamanan yang optimal dapat diupayakan melalui cara berikut:

 

1. Menemukan tujuan yang jelas

Sebagian karyawan menyelesaikan pekerjaan mereka sebatas sesuatu yang harus mereka lakukan. Karyawan sering merasa menginvestasikan energi mental mereka untuk mencapai tujuan orang lain, terkadang bertentangan dengan keinginan mereka. Tidak heran banyak pengalaman bekerja sebagai .sebab itu, tujuan organisasi yang jelas dengan sistem fleksibilitas membuka peluang karyawan untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri, dan dapat menyelaraskan kemampuan mereka dengan tujuan perusahaan.

 

2. Umpan balik yang responsif

Banyak perusahaan saat ini menghilangkan tinjauan kinerja tahunan dengan metode umpan balik sepanjang tahun yang dapat diprakarsai oleh karyawan serta manajer mereka. Metode ini berupaya untuk mengevaluasi kinerja Anda, bukan dalam artian menyelesaikan persoalan pribadi Anda.

 

3. Menciptakan keseimbangan antara tantangan pekerjaan dan keterampilan karyawan

Tantangan tinggi yang dipadukan dengan keterampilan individu yang memadai sangat penting untuk memicu kondisi “flow”, di mana jika Anda dituntut untuk menyelesaikan suatu tugas yang kompleks, maka Anda membutuhkan kemampuan khusus yang dapat diperoleh berdasarkan pengalaman dari waktu ke waktu atau mengikuti pelatihan tertentu. Kesadaran akan kemampuan yang dimiliki adalah kunci dalam menyelaraskan dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Keseimbangan antara tantangan dan keterampilan ini merupakan bagian penting dari flow, sehingga membantu menjelaskan mengapa orang lebih cenderung melaporkan mengalami flow saat bekerja daripada saat senggang.

Jika ingin merencanakan bisnis dengan mumpuni, tak perlu khawatir. Kini RuangKerja telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya penerapan teori flow di perusahaan Anda. Karena RuangKerja dilengkapi dengan fitur-fitur berikut:

  1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan.
  2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi. 
  3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi. 

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan RuangKerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi?

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

Referensi:

Souders, Beata. 2022. Flow at Work: The Science of Engagement and Optimal Performance. PositivePsychology.com. Diakses melalui https://positivepsychology.com/flow-at-work/

Miller, D. Koli. 2022. Flow Theory in Psychology: 13 Key Findings & Examples. PositivePsychology.com. Diakses melalui https://positivepsychology.com/theory-psychology-flow/ 

IGI Global. 2021. What is Flow Theory?. Diakses melalui https://www.igi-global.com/dictionary/flow-theory/11277

Vindiasari Yunizha