Mengenal Era Disrupsi (Disruption Era) dan Strategi Menghadapinya

Era Disrupsi

Apakah  Anda sudah pernah mendengar istilah era disrupsi? Era disrupsi terjadi ketika suatu inovasi baru masuk ke pasar dan menciptakan efek disrupsi yang cukup kuat sehingga mengubah struktur pasar yang sebelumnya. Era disrupsi adalah era terjadinya perubahan masif yang mengubah sistem dan tatanan bisnis yang lebih baru.

Fenomena efek disrupsi dapat Anda temukan di Indonesia saat teknologi informasi dan teknologi digital mulai berkembang dengan cepat dan lebih unggul.

Contohnya seperti bisnis, Anda dapat menemukan adanya konflik antara ojek pangkalan dengan ojek daring, taksi konvensional dengan taksi daring, dan berbagai marketplace online yang cukup mengubah tren jual beli untuk beberapa produk seperti telepon genggam, karena munculnya teknologi baru.

Era disrupsi ini tidak dapat disepelekan karena bisa saja perusahaan Anda yang nanti akan terkena dampak yang sangat cepat. Oleh karena itu, sebagai pemimpin perusahaan, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan untuk menghadapi era disrupsi, yaitu :

 

Apa Itu Era Disrupsi dan Faktor Pendorongnya

Era disrupsi adalah periode di mana teknologi, inovasi, dan perubahan sosial secara signifikan mengganggu atau mengubah industri, bisnis, dan cara hidup manusia secara keseluruhan. Istilah ini sering digunakan dalam konteks ekonomi dan teknologi untuk menjelaskan pergeseran dramatis dalam cara kita bekerja, berkomunikasi, berbelanja, dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada era disrupsi:

Perkembangan Teknologi

Kemajuan dalam teknologi seperti kecerdasan buatan, komputasi awan, internet of things (IoT), dan kecerdasan data telah menciptakan peluang baru dan mengubah cara tradisional bisnis dilakukan.

 

Inovasi

Perusahaan-perusahaan baru, seringkali dengan pendekatan yang inovatif dan lebih efisien, muncul dan mengubah lanskap industri yang ada. Contohnya adalah Uber dalam industri transportasi dan Airbnb dalam industri akomodasi.

 

Perubahan dalam Kebutuhan Konsumen

Preferensi konsumen berubah dengan cepat, didorong oleh teknologi dan perubahan budaya. Konsumen lebih memilih pengalaman yang disesuaikan, cepat, dan efisien.

 

Globalisasi

Perdagangan bebas, komunikasi global yang lebih mudah, dan mobilitas tenaga kerja telah memungkinkan bisnis untuk menjangkau pasar yang lebih luas, tetapi juga menciptakan persaingan yang lebih intens.

 

Ketidakpastian Ekonomi

Faktor-faktor ekonomi seperti krisis keuangan global atau perubahan dalam kebijakan pemerintah dapat memicu disrupsi di berbagai industri.

 

Era disrupsi menuntut adaptasi yang cepat dari perusahaan, institusi, dan individu.

Mereka yang dapat mengidentifikasi tren dan berinovasi dengan cepat memiliki kesempatan untuk berkembang dalam lingkungan yang terus berubah ini, sementara yang tidak dapat beradaptasi mungkin terpinggirkan atau bahkan mengalami kegagalan.

Oleh karena itu, era disrupsi sering kali dianggap sebagai tantangan dan peluang sekaligus.

 

Strategi Menghadapi Era Disrupsi

1. Jangan pernah berhenti berinovasi

strategi menghadapi era disrupsi adalah dengan berinovasiBeberapa perusahaan yang telah mengalami kebangkrutan karena tidak dapat beradaptasi (Sumber : bridgesoutheast.com)

Pasar memiliki selera yang terus berubah seiring perkembangan zaman. Lalu, apakah perusahaan dapat memberhentikan perubahan selera konsumen tersebut?

Tentu tidak. Justru perusahaanlah yang harus dapat berinovasi menyesuaikan selera konsumen, mengikuti perubahan zaman.

Hal ini dikarenakan perubahan tersebut akan terus terjadi. Jika tidak, perusahaan Anda seiring waktu akan ditinggalkan konsumennya secara perlahan seperti brand Nokia, Kodak, dan Blackberry.

Oleh karenanya, perusahaan Anda harus selalu membuat inovasi baru yang dapat mengimbangi perubahan di revolusi industri 4.0.

Inovasi adalah kunci sukses dari mempertahankan pasar. Adanya inovasi yang lebih baru dan sistem informasi yang lebih canggih, dapat membuat perusahaan beradaptasi dengan kebutuhan konsumen serta pasar yang terus berkembang.

Perusahaan juga harus memahami strategi-strategi menghadapi perubahan ini dan mengadopsi teknologi informasi atau tools marketing yang canggih agar dapat membuat pekerjaan bisa lebih mudah untuk dilakukan, sehingga memberikan Anda bisnis yang efektif dan efisien.

Baca Juga: Cara Membangun Self-management Skill untuk Mengembangkan Karakter

 

2. Jangan “berlindung” di bawah regulasi 

strategi menghadapi era disrupsi dengan jangan berlindung di bawah regulasiAksi protes anti taksi daring di London (Sumber : telegraph.co.uk)

Perkembangan teknologi yang lebih canggih dan teknologi yang semakin pesat membuat konsumen memiliki opsi yang lebih banyak untuk dipilih.

Oleh karena itu, jika perusahaan Anda menjadi korban dari era disrupsi, tidak seharusnya perusahaan Anda “berlindung” di balik regulasi pemerintah, berusaha mencari-cari kesalahan dari kompetitor Anda.

Dengan maupun tanpa regulasi pun kompetitor Anda akan tetap berkembang dan justru malah perusahaan Anda yang degradasi. Memiliki pola pikir “berlindung” di balik regulasi merupakan sesuatu yang tidak bermanfaat.

Hal ini dapat membuat kompetensi digital perusahaan Anda tidak berkembang, dan menunjukkan bahwa ke depan yang akan bertahan adalah perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri lebih cepat menghadapi revolusi industri 4.0.

Untuk mengembangkan bisnis, Anda bisa menggunakan strategi-strategi yang inovatif, agar ketika perusahaan Anda menghadapi disrupsi tidak tertinggal.

Baca Juga: 5 Prediksi Dunia Kerja di Masa Depan

 

3. Manfaatkan teknologi 

strategi menghadapi era disrupsi dengan memanfaatkan teknologiTeknologi menjadi salah satu faktor penarik konsumen (Sumber : bgr.com)

Adanya perkembangan teknologi digital membuat konsumen memiliki hak untuk memilih jasa maupun produk perusahaan yang menawarkan berbagai kelebihan, baik dari segi harga, kepraktisannya, kemudahan pembayarannya, dan kecepatan jasa tersebut.

Oleh karena itu, sudah seharusnya perusahaan Anda memanfaatkan dan melakukan strategi adopsi teknologi digital untuk meningkatkan kualitas jasa perusahaan Anda.

Ditambah lagi, pangsa pasar saat ini dari waktu ke waktu sudah didominasi oleh Generasi Milenial dan Generasi Z, atau generasi yang akrab dengan kemajuan teknologi, sehingga sistem teknologi digital menjadi salah satu faktor mereka menentukan jasa maupun produk yang akan digunakan.

Selain itu, inovasi juga harus dibentuk bukan hanya dari sisi produk, tetapi juga dari dalam bisnis. Anda juga harus memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.

Dengan riset yang kuat, Anda dapat menemukan talenta yang terpendam dari karyawan Anda, yang mungkin dapat berperan banyak bagi digital business, menghadapi situasi yang berubah secara cepat, menangkap informasi secara menyeluruh, menggunakan berbagai aplikasi yang terintegrasi dengan teknologi cangguh, dan berbagai macam hal lainnya.

 

4. Jangan pernah mudah merasa puas

strategi menghadapi era disrupsi dengan jangan merasa puasPerusahaan harus selalu berkembang (Sumber : oestatistico.com.br)

Setiap produk memiliki siklusnya masing-masing. Berdasarkan teori The 4 Product Life Cycle Stages (PLC), suatu produk akan mengalami 4 tahapan siklus, yaitu introduction (perkenalan), growth (pertumbuhan), maturity (pematangan), dan decline (penurunan).

Ketika produk maupun jasa perusahaan Anda sedang dalam tahapan growth, perusahaan Anda jangan terlalu berpuas diri. Sebab di saat itu, perusahaan-perusahaan lain akan mulai mampu menarik pasar baru melalui produk-produk baru yang mereka hasilkan secara besar-besaran dan secara cepat, seiring dengan perkembangan pasar.

Merasa cepat puas dapat menurunkan kemampuan perusahaan untuk tetap bisa beradaptasi terhadap perkembangan zaman.

Banyak bisnis mengembangkan produk dan jasanya, dari yang asalnya ditampilkan secara konvensional, berubah menjadi bentuk digital atau berbasis digital.

Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan Anda untuk memahami literasi digital, dalam menghadapi perubahan baru yang telah lebih canggih.

Penting juga untuk mempersiapkan perusahaan Anda akan terhadap perubahan pasar dan mendominasinya. Dengan demikian, perusahaan Anda akan bertahan untuk menunjang bisnis dan perubahan teknologi di perusahaan.

Baca Juga: Strategi Ampuh untuk Pelatihan Manajemen Konflik untuk Karyawan

 

5. Ciptakan hubungan yang “Customer Oriented”

strategi menghadapi era disrupsi dengan meningkatkan layanan customer serviceKecepatan layanan customer service juga memengaruhi konsumen (Sumber : skift.com)

Salah satu hal yang penting dalam sebuah perusahaan pada era disrupsi ini, adalah menyediakan berbagai layanan yang dapat berorientasi pada konsumen.

Sejatinya, baik konsumen atau karyawan, manusia adalah aspek yang penting bagi Anda dalam perusahaan, yang bisa digunakan untuk membuat strategi-strategi bisnis yang lebih efektif dan efisien.

Investasi tidak hanya bisa dilakukan dalam perusahaan, tetapi investasi dalam suber daya manusia juga dapat dilakukan.

Caranya bisa dengan memberikan program pendidikan yang baik mengenai bisnis dan customer oriented, program latihan karakter yang dapat bermanfaat seperti haus ilmu, sehingga dapat terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi, transformasi digital, dan siap menghadapi ancaman yang akan datang.

Dengan demikian, perusahaan Anda dapat menciptakan bisnis yang efisien.

Terkait kebijakan terhadap customer, perusahaan dapat membuat inovasi dalam melaksanakan program baru dan menguntungkan customer. Misalnya program loyalty, potongan harga, kemudahan pembayaran, dan menyediakan layanan customer service yang solutif dan cekatan.

Selain itu, penting untuk perusahaan mulai memberikan pelatihan bagi karyawannya guna meningkatkan kemampuan komunikasi kepada klien.

Ingat, layanan ini akan membuat para konsumen lebih memilih perusahaan Anda daripada perusahaan lainnya atau meninggalkan produk dan jasa perusahaan lain untuk produk dan jasa yang benar-benar baru dan inovatif dari perusahaan Anda.

Itulah 5 hal yang dapat Anda perhatikan sebagai pimpinan perusahaan untuk menghadapi era disrupsi ini. Jika ingin merencanakan bisnis dengan mumpuni, tak perlu khawatir. Kini RuangKerja telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya pencegahan The Abilene Paradox di perusahaan Anda. Karena RuangKerja dilengkapi dengan fitur-fitur berikut:

  1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan.
  2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi.
  3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi.

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan RuangKerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi?

  

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

Salsabela Liani