4 Tips Menyusun eLearning yang Efektif untuk Pembelajaran Blended Learning

header-blended-learning-ruangkerja

Ingin menyusun elearning untuk blended learning di perusahaan Anda? Simak 4 tipsnya berikut ini.

Blended learning mungkin bukan istilah baru bagi Anda. Ini adalah gabungan dari pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Metode pembelajaran ini membuat aktivitas belajar tetap menghadirkan interaksi meskipun menggunakan teknologi. Ini bisa menjadi pilihan apabila perusahaan Anda belum terlalu yakin untuk menggunakan pembelajaran online sepenuhnya.

Pelatihan online dan pelatihan tatap muka memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Inilah yang mendasari terbentuknya blended learning.

Kekurangan pelatihan tatap muka adalah waktu dan tempat pelatihan yang tidak fleksibel serta berisiko mengganggu jam kerja. Tapi pelatihan tatap muka memungkinkan peserta untuk dapat bertanya dan langsung mendapat jawaban dari instruktur serta interaksi sosial yang lebih besar. Sebaliknya, pembelajaran online memang tidak terbatas waktu dan tempat. Tapi, feedback yang didapatkan mungkin dapat tertunda karena tidak bertatap muka.

Baca juga: Metode 70/20/10, Referensi untuk Pelatihan & Pengembangan Karyawan

Blended learning membuat kelebihan dan kekurangan itu saling melengkapi. Menurut American Society and Training Development, ketika kembali bekerja, karyawan akan lupa 90% keterampilan yang mereka pelajari dari pelatihan. Menggunakan blended learning untuk pelatihan perusahaan dapat membuat karyawan tidak hanya mengingat konten, tapi juga mampu menerapkannya dalam pekerjaan sehari-hari.

5-kunci-mengembangkan -blended-learning-jared-m-carman

Kenney dan Newcombe (2011) menjelaskan bahwa komposisi blended learning adalah 30% tatap muka dan 70% pembelajaran materi secara online. Ini berarti penyusunan pembelajaran online mempengaruhi pelatihan secara keseluruhan, untuk itu Anda harus menyusunnya sebaik mungkin. Karena pelatihan tatap muka hanya sebagai pelengkap.

Baca Juga: Apa itu LMS dan Manfaatnya Bagi Peningkatan Produktivitas Karyawan

4 tips membuat elearning yang efektif untuk metode blended learning:

1. Maksimalkan konten visual

Blended learning terdiri dari 70% elearning. Karena itu, Anda harus membuat materi atau konten yang interaktif. Misalnya, kuis, polling, video tutorial, audio review, dan lainnya. Visual memiliki peran penting dalam pembelajaran online, otak manusia dapat memproses gambar 60000 kali lebih cepat daripada teks. Dan 90% informasi dikirim ke otak dalam bentuk visual. Selain itu, Anda dapat mendukung pemahaman karyawan tentang konsep atau materi yang sulit dipahami dengan bantuan visual.

elearning-berbasis-vide

Konten yang sering digunakan adalah video. Menurut Brandon Hall Group, 95% perusahaan menggunakan video untuk materi pelatihan.

2. Gamifikasi

Dilansir dari Talent LMS, 61% peserta merasa bosan saat menerima pelatihan. Agar pelatihan terasa menyenangkan dan lebih melibatkan peserta, Anda dapat memasukkan gamifikasi di dalamnya. Bermain sambil belajar tentu akan terasa lebih menyenangkan bagi peserta. Bentuknya dapat berupa challenges, leaderboard, scores, instant feedback, badges, dan competition. Gamifikasi dapat memacu peserta untuk semangat mengikuti pelatihan dan mencapai skor tertinggi.

Anda dapat membuat permainan dilakukan secara individu atau beregu. Permainan beregu dapat meningkatkan kolaborasi dan interaksi antar peserta dalam pelatihan.

3. Materi yang komprehensif

Blended learning mendukung pembelajaran mandiri. Ini berarti peserta tidak didampingi instruktur ketika belajar. Untuk itu, Anda harus memberikan materi pelatihan yang lengkap dan mampu menjawab kebingungan peserta.

Anda dapat memberikan contoh-contoh sederhana dan berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari. Agar peserta pelatihan menjadi lebih paham dan mengerti bagaimana mengaplikasikan materi pelatihan dalam kehidupan nyata.

4. Microlearning

Peserta pelatihan Anda adalah pekerja. Mereka memiliki banyak hal di kepala mereka untuk diingat dan diselesaikan. Jika Anda membuat materi pelatihan dalam bentuk yang panjang, tentu peserta akan sulit mengingat semua informasi yang masuk. Karena itu, Anda dapat menggunakan metode pencacahan materi. Pelatihan dilakukan dengan membagi materi menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan fokus. Penelitian yang dilakukan oleh ATD Research menjelaskan durasi maksimum microlearning adalah 13 menit

microlearning-ruangkerja

Materinya tidak harus selalu berbentuk video, bisa juga gambar, ilustrasi, infografis, atau artikel. Pastikan Anda menyusun materinya secara ringkas namun tetap berkualitas.

ruangkerja menyediakan fitur-fitur yang dapat mendukung suksesnya pengembangan blended learning untuk pelatihan di perusahaan Anda. Karena ruangkerja dilengkapi dengan fitur-fitur sebagai berikut:

  1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan. 
  2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi.
  3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi.

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan ruangkerja, kini giliran Anda! 

Referensi:

Hagley, Amanda. 2019. ‘Blended Learning is the Future of Corporate Training’ [daring]. Tautan: https://goverb.com/blended-learning-for-corporate-training/ (Diakses pada: 21 Mei 2021)

Hendarita, Yane. ‘Model Pembelajaran Blended Learning dengan Media Blog’ [daring]. Tautan: https://sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif/assets/file_upload/pengantar/pdf/pengantar_3.pdf (Diakses pada: 21 Mei 2021) 

Morrisey, Amy. 2021. ‘4 Tips for Using eLearning in Blended Learning Experiences’ [daring]. Tautan: https://trainingindustry.com/articles/e-learning/4-tips-for-using-elearning-in-blended-learning-experiences/ (Diakses pada: 20 Mei 2021)

Devi Lianovanda