Kenali Pelatihan Berbasis Experiential Learning, Hasilkan Inovasi Dari Pengalaman

RK - Kenali pelatihan berbasis experiential learning, hasilkan inovasi dari pengalaman-01

foto: pexels

Konsep ini dikenal sejak tahun 1984 oleh psikolog David Kolb.

Experiential learning berupaya menciptakan karyawan yang kreatif, berintelektual, dan mampu beradaptasi dengan kondisi yang bakal terjadi. Pengalaman belajar yang dirancang yang mencakup kemungkinan untuk belajar dari konsekuensi alami, kesalahan, dan keberhasilan.

Ada pepatah menyebut, kegagalan adalah pengalaman berharga bagi seseorang. Ternyata ungkapan tersebut tidaklah salah. Kegagalan atau kesalahan bukan dipandang sebagai suatu yang buruk, melainkan peluang untuk menjadi lebih baik. Gambaran tersebut selaras dengan konsep pembelajaran, yakni experiential learning. 

Experiential learning adalah konsep pembelajaran yang mengutamakan pengalaman dari seseorang. Metode belajar ini kerap digunakan bagi pelajar maupun karyawan dalam pelatihan peningkatan kapasitas. Tak sedikit tim learning and development (L&D) memilih pelatihan berbasis pengalaman lantaran pembelajaran mengutamakan tantangan dan pengalaman peserta pelatihan. 

Peserta pelatihan dalam skala perusahaan, yakni karyawan maupun pimpinan perusahaan. Dalam penerapan experiential learning, refleksi dari pengalaman dan tantangan dalam pelatihan adalah jembatan antara teori dan pengalaman yang dimiliki peserta. 

Experiential learning ini dipopulerkan oleh psikolog bernama David Kolb pada 1984. Pemikiran dari Kolb ini kemudian menjadi rujukan bagi banyak pihak dalam mengembangkan pelatihan atau pembelajaran. Experiential learning menekankan adanya refleksi, analisis kritis dan sintesis. Selain itu, peserta pelatihan juga dilatih untuk memiliki inisiatif, termasuk dalam mengambil keputusan dan mampu bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Baca Juga: Kenali Pelatihan Online Synchronous dan Asynchronous learning, Serupa Tapi Tak Sama 

Tahapan Experiential learning menurut David Kolb

Proses experiential learning berupaya menciptakan karyawan yang kreatif, berintelektual, dan mampu beradaptasi dengan kondisi yang bakal terjadi. Pengalaman belajar yang dirancang yang mencakup kemungkinan untuk belajar dari konsekuensi alami, kesalahan, dan keberhasilan.

RK - Kenali pelatihan berbasis experiential learning, hasilkan inovasi dari pengalaman-02

Experiential learning menurut David Kolb meliputi empat tahapan di antaranya: 

  1. Tahapan pembelajaran konkret (Concrete experience)

Tahapan ini menekankan pada peserta pelatihan sebagai pembelajar yang mendapatkan pengalaman baru. Mereka bisa menafsirkan pengalaman yang dimilikinya terdahulu dan dipadukan dengan cara baru. 

  1. Tahapan refleksi dan pengamatan (Reflective observations)

Tahapan refleksi dan pengamatan ini mengedepankan pada proses analisis dari pengalaman yang terjadi. Dari pengalaman, mereka mulai merefleksikan dan mengembangkan pertanyaan terkait kejadian yang berlangsung. 

Baca Juga: Cara Membangun Self-management Skill untuk Mengembangkan Karakter

  1. Tahapan konseptual (Abstract conceptualization)

Peserta pelatihan dalam tahapan ini diajak untuk menyimpulkan pengalaman yang telah dipelajarinya. Pada tahap ini peserta berupaya membuat sebuah gambaran kesimpulan yang menjadi objek perhatian. Kemudian melakukan evaluasi terkait yang dipelajarinya. 

  1. Tahapan eksperimen aktif (Active experimentation). 

Tahapan eksperimen aktif menekankan pada adanya upaya atau langkah nyata dari peserta pelatihan dalam mengambil tindakan. Tidak sekadar belajar teori atau konseptual, melainkan adanya proses menerapkan teori dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya akan muncul ide-ide baru dalam proses penerapannya. 

Kolb menjelaskan bahwa peserta pelatihan akan memiliki preferensi mereka sendiri tentang bagaimana mereka memasuki siklus pembelajaran pengalaman, dan preferensi ini bermuara pada siklus pembelajaran.

Menerapkan pembelajaran berdasarkan pengalaman (experiential learning) menjadi salah satu langkah yang bisa diambil perusahaan untuk mengubah  cara pengembangan kapasitas karyawan. Bukan hanya untuk karyawan, experiential learning bisa menjadi langkah revolusi membentuk kepemimpinan dari dalam. 

Penelitian menyebut memberikan materi pelatihan secara berulang dapat memberikan peluang lebih besar dalam peningkatan kemampuan dan informasi bagi karyawan. Hal tersebut bisa terlihat baik dalam kuantitas apa yang dipelajari maupun kualitas penerapannya. 

Pembelajaran berdasarkan pengalaman semakin diminati lantaran memberikan perkembangan yang cukup signifikan. Dikutip dari Edgepointlearning.com, pelatihan yang menerapkan experiential learning selama dua minggu memberikan dampak dua kali lebih baik dibandingkan hanya memberikan materi. Pasalnya, experiential learning ini melibatkan adanya praktik langsung bagi karyawan. 

Penelitian menyebutkan bahwa experiential learning juga dapat membuat generasi milenial untuk tetap bertahan atau betah bekerja. Tentu hal tersebut diperoleh dari adanya pelatihan yang mampu meningkatkan kapasitas dan pengetahuan dari karyawan. Dengan begitu, karyawan dari kalangan milenial merasakan adanya pembelajaran yang selaras dengan pekerjaannya. 

Manfaat penerapan experiential learning bagi perusahaan:

Ada beberapa poin penting atau manfaat yang bisa diperoleh dari penerapan experiential learning di tempat kerja di antaranya:

  1. Pengembangan kapasitas karyawan. Mereka terlatih untuk beradaptasi dengan situasi-situasi baru karena pengalaman yang diperoleh dari pembelajaran atau pelatihan. 
  2. Experiential learning ini menjadi jembatan antara teori dan praktik dalam penerapannya. Tentu hal tersebut menjadikan pelatihan sangat cocok dengan keseharian yang dihadapi karyawan. 
  3. Memberikan Return on Investment (ROI) yang luar biasa untuk perusahaan secara keseluruhan. Pasalnya, performa karyawan mengalami peningkatan melalui adanya pelatihan berbasis experiential learning.  ROI menjadikan kinerja karyawan dan perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. 
  4. Meminimalisasi adanya kegagalan dalam pelatihan. Memberikan pengembangan kapasitas berbasis pengalaman justru menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran. Kegagalan yang terjadi bisa menjadi bahan evaluasi dalam proses peningkatan kapasitas. 
  5. Evaluasi peningkatan keterampilan lebih akurat karena tidak sekadar berdasarkan teori, melainkan praktik juga. 

Jika ingin merencanakan bisnis dengan mumpuni, tak perlu khawatir. Kini RuangKerja telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya pengembangan experiential learning di perusahaan Anda. Karena RuangKerja dilengkapi dengan fitur-fitur berikut:

  1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan.
  2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi. 
  3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi. 

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan RuangKerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi?

Sumber:

BU Center for Teaching & Learning. 2021. Experiential Learning [online]. Link:https://www.bu.edu/ctl/guides/experiential-learning/ (Accessed: 19 Oktober 2021). 

Bleich, Corey. 2021. Benefits of Experiential Learning [online]. Link: https://www.edgepointlearning.com/blog/benefits-of-experiential-learning/ (Accessed: 19 Oktober 2021).

Western Governors University. 2020. Experiential Learning Theory [online]. Link: https://www.wgu.edu/blog/experiential-learning-theory2006.html (Accessed: 3 September 2021). 

Benkret, Claus. Van Dam, Nick. 2015. Experiential learning: What’s missing in most change programs [online]. Link: https://www.mckinsey.com/business-functions/operations/our-insights/experiential-learning-whats-missing-in-most-change-programs (Accessed: 3 September 2021).

Kolb, A. Y. & Kolb, D. A. (2011). Experiential learning theory: A dynamic, holistic approach to management learning, education and development. In Armstrong, S. J. & Fukami, C. (Eds.) Handbook of management learning, education and development.

Vindiasari Yunizha