Mengenal ADDIE Model untuk Training Karyawan Lebih Efektif

ADDIE Model

ADDIE model adalah kerangka sistematis untuk merancang pelatihan. Apakah efektif untuk training karyawan? Simak penjelasan lengkapnya di sini!

Pelatihan karyawan yang efektif berpengaruh terhadap pengembangan keterampilan kerja. Karyawan yang terlatih dengan baik dapat lebih siap menghadapi tantangan, menyelesaikan tugas secara optimal, dan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

Untuk menyusun program pelatihan yang terstruktur, dibutuhkan kerangka kerja yang jelas. Salah satu model yang sering digunakan adalah ADDIE. Yuk, kita bahas lebih lengkap tentang model ini dan bagaimana penerapannya dalam pelatihan karyawan!

 

Apa ADDIE Model?

Model ADDIE adalah kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis untuk menyusun program pelatihan. Kepanjangan ADDIE adalah Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation.

Model ADDIE pertama kali dikembangkan pada tahun 1970-an oleh militer AS untuk membuat pelatihan yang lebih efektif dan terstruktur, karena metode pelatihan sebelumnya dinilai tidak konsisten dan kurang efisien. ADDIE menyederhanakan proses pengembangan pelatihan menjadi lima langkah. Model ini sebenarnya terinspirasi dari teori pembelajaran sejak tahun 1950-an, yang termasuk pemikiran Robert Gagné.

Kelebihan ADDIE adalah mampu memecah proses rumit menjadi tahapan yang mudah diikuti dan dapat disesuaikan. Hingga saat ini, ADDIE digunakan secara luas, tidak hanya dalam militer, tapi juga dalam pelatihan perusahaan, e-Learning, dan pengembangan sistem belajar berbasis AI.

Baca Juga: Key Performance Indicator: Definisi, Jenis, dan Contohnya

 

5 Tahapan Model ADDIE

Model ADDIE terdiri dari lima tahap, yaitu Analys, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Berikut penjelasan lengkap dari setiap tahap:

Analysis (Analisis)

Tahap pertama adalah analisis. Tahap ini bertujuan mengetahui kesenjangan kinerja, mengenal karakteristik peserta, serta menentukan indikator keberhasilan pelatihan. Dengan melakukan analisis yang tepat, program pelatihan dapat disusun berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan, bukan berdasarkan dugaan saja.

 

Design (Desain)

Setelah data dari tahap analisis terkumpul, tahap selanjutnya adalah menyusun rencana pelatihan. Di tahap ini, ditentukan tujuan pembelajaran, susunan materi, metode penyampaian (misalnya, video, tatap muka, atau gabungan keduanya), serta strategi untuk mengevaluasi hasilnya. Fokus utama tahap desain adalah menciptakan pengalaman belajar yang terencana dan sesuai kebutuhan, baik dalam bentuk pembelajaran mandiri, blended learning, maupun studi kasus.

 

Development (Pengembangan)

Tahap pengembangan dimulai setelah desain pelatihan selesai. Di tahap ini, materi dan media pelatihan mulai dibuat, seperti video, modul pembelajaran, panduan, kuis, atau simulasi. Kualitas penyampaian, kemudahan akses, dan efektivitas materi menjadi prioritas utama. Tujuan dari tahap develop adalah menyajikan pelatihan yang menarik, mudah dipahami, dan berdampak. Dalam hal ini, kualitas materi lebih utama dibanding kuantitas.

Baca Juga: Project Based Learning, Pembelajaran yang Menghasilkan Solusi Terbaik

 

Implementation (Implementasi)

Tahap implementasi bukan sekadar mempublikasikan materi atau kursus saja. Tahap ini juga mencakup pengaturan sistem LMS, strategi komunikasi dengan peserta, melibatkan pihak-pihak terkait, dan menyiapkan dukungan teknis. Tujuan tahap implement adalah untuk memastikan peserta dapat mengakses pelatihan dan mengetahui kenapa pelatihan ini penting untuk mereka.

 

Evaluation (Evaluasi)

Tahap terakhir adalah evaluasi, yang bertujuan menilai keberhasilan pelatihan. Evaluasi dapat dilakukan mengukur respons peserta, perubahan perilaku setelah pelatihan, hingga dampaknya terhadap kinerja atau bisnis.

Tim pelatihan dapat menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif, seperti tingkat partisipasi, peningkatan kinerja, serta masukan dari peserta, untuk meningkatkan pelatihan berikutnya dan menunjukkan nilai atau hasil investasi (ROI).

Baca Juga: Model Evaluasi Kirkpatrick untuk Maksimalkan Hasil Pelatihan

 

Penerapan Model Pembelajaran ADDIE untuk Efektivitas Pelatihan Karyawan

Model ADDIE tidak hanya membantu mengatur pelatihan, tetapi juga menciptakan program yang selaras dengan tujuan bisnis dan fokus pada peningkatan kinerja. Berikut cara model ADDIE meningkatkan efektivitas pelatihan karyawan:

1. Menyelaraskan Pelatihan dengan Tujuan Perusahaan

Tahap analisis dalam model pembelajaran ADDIE membantu perusahaan memahami masalah kinerja, lalu menyusun tujuan belajar yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2. Meningkatkan Kualitas dan Relevansi Pelatihan

Materi dan metode belajar disesuaikan berdasarkan posisi, bidang kerja, dan gaya belajar masing-masing peserta, atau personalisasi. Ini bertujuan untuk memastikan materi dan metode belajar yang digunakan relevan dan bermanfaat untuk setiap peserta.

3. Mempermudah Proses Pembuatan Materi

Tahap pengembangan memungkinkan tim L&D membuat konten pelatihan yang konsisten, mudah digunakan, dan bisa diterapkan di berbagai situasi tanpa mengesampingkan kualitas.

4. Memastikan Pelatihan Berjalan Lancar

Melalui perencanaan komunikasi, dukungan teknis, dan kesiapan teknologi yang mendukung proses belajar agar pelatihan berjalan tanpa hambatan.

5. Mengukur Hasil Pelatihan Secara Nyata

Mengevaluasi pengaruh pelatihan terhadap kinerja yang dilakukan berdasarkan data, masukan peserta, dan perubahan perilaku kerja.

6. Mendukung Perbaikan Berkelanjutan

Salah satu keunggulan model pembelajaran ADDIE adalah sifatnya yang bisa dievaluasi dan disesuaikan. Pelatihan bisa terus diperbarui agar tetap relevan dengan perubahan kebutuhan perusahaan maupun perubahan strategi bisnis.

 

Contoh Penerapan Model ADDIE dalam Pelatihan Karyawan

Setelah memahami 5 tahapan ADDIE, berikut merupakan contoh penerapan model ADDIE untuk training karyawan:

Analysis

Perusahaan retail menemukan kepuasan pelanggan menurun akibat staf yang kurang memahami standar layanan. Tim HR dan manajer toko menganalisis masalah ini dan menemukan sebagian besar staf belum pernah mengikuti pelatihan layanan pelanggan.

Design

Berdasarkan temuan tersebut, tim L&D merancang pelatihan layanan pelanggan. Tujuan utamanya untuk meningkatkan pemahaman staf terhadap pelayanan, penanganan komplain, dan etika komunikasi. Model pengembangan media pembelajaran ADDIE yang dipilih yaitu, gabungan video, roleplay, dan kuis interaktif.

Development

Tim membuat materi seperti modul digital, video simulasi, buku panduan, dan skenario latihan. Semua konten disesuaikan dengan situasi toko dan diunggah ke platform LMS agar mudah diakses.

Implementation

Pelatihan dijalankan selama dua minggu. Sesi online dapat diakses fleksibel, sementara praktik dilakukan saat toko sedang sepi. Pengingat akan dikirim melalui email dan chat, serta supervisor dilibatkan untuk memantau proses belajar.

Evaluation

Setelah pelatihan, peserta mengisi umpan balik dan manajer mengevaluasi perubahan perilaku staf. Hasilnya menunjukkan peningkatan kepuasan pelanggan dan berkurangnya keluhan. Program ini kemudian dijadikan pelatihan wajib untuk staf baru.

Dalam pelaksanaan training, beberapa media pembelajaran ADDIE yang dapat digunakan untuk pelatihan karyawan antara lain: video interaktif, modul digital, simulasi atau roleplay, kuis online, infografis, serta platform LMS. Pemilihan media belajar dapat disesuaikan dengan tujuan pelatihan, karakteristik, materi yang ingin disampaikan, ketersediaan teknologi, serta anggaran pelatihan.

Baca Juga: Penggunaan AI untuk Masa Depan Corporate Training

Itulah pembahasan mengenai model ADDIE yang efektif dalam meningkatkan kualitas pelatihan karyawan. Jika Anda sedang mencari solusi pelatihan yang tepat untuk meningkatkan kompetensi tim, ruangkerja siap menjadi mitra terpercaya dalam penyusunan materi dan penyediaan LMS.

Dengan fitur-fitur unggulan seperti kemudahan akses, kolaborasi antar peserta, rencana belajar yang terstruktur, leaderboard, serta dasbor pemantauan, ruangkerja membantu proses pelatihan berjalan lebih optimal. Materi pembelajaran pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan karyawan dan tujuan bisnis perusahaan.

Klik banner di bawah ini untuk terhubung langsung dengan tim kami!

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

Sumber:
Disprz. 2025. ADDIE Model: 5 Key Stages for Effective Employee Training [daring]. Tautan: https://disprz.ai/blog/addie-model-instructional-design-explained

Talenta. 2023. Metode ADDIE: Strategi Mengembangkan Program Pelatihan [daring]. Tautan: https://www.talenta.co/blog/metode-addie/

Gupta, Disha. 2025. ADDIE Model: 5 Stages of Instructional Design (2025) [daring]. Tautan: https://whatfix.com/blog/addie-model-instructional-design/

Gramedia. Model ADDIE: Pengertian, Komponen, Keunggulan dan Penerapannya [daring]. Tautan: https://www.gramedia.com/literasi/model-addie/ (Diakses 30 Juni 2025)

Devi Lianovanda