Strategi Perusahaan Menghadapi Era Revolusi “The Great Relearning”

The Great Relearning

The great relearning bisa dijadikan peluang untuk mengembangkan sumberdaya manusia di perusahaan.

Pandemi Covid-19 menjadi titik perubahan besar-besaran bagi berbagai sektor di dunia, termasuk dunia kerja. Bukan hanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, namun sebanyak 40-75% tenaga kerja mulai mempertimbangkan untuk berhenti dari pekerjaannya.

Tak heran apabila angka pengunduran diri yang masif menjadi fenomena dunia yang dikenal dengan The Great Resignation atau The Great Reshuffle.

 

Fenomena The Great Relearning

Lebih jauh fenomena The Great Resignation bukan sebuah hal yang buruk. Ada sisi baik dari kejadian tersebut di mana tenaga kerja atau karyawan mulai menyadari pentingnya melakukan peningkatan kapasitas.

Keinginan untuk belajar dan motivasinya sangat tinggi. Tak heran apabila ketika pandemi Covid-19 mulai bermunculan kelas atau kursus online yang bisa diikuti oleh berbagai kalangan tanpa terkendala waktu dan tempat belajar.

Ungkapan The Great Relearning di era revolusi menjadi perbincangan usai C. Vijayakumar selaku CEO perusahaan teknologi di India, HCL mengungkapkannya dalam The Davos Agenda.

Dalam acara yang berlangsung di Geneva, Switzerland pada 17-21 Januari 2022, Vijayakumar mengungkapkan bahwa dunia mengalami sesuatu yang sama sekali berbeda.

Vijayakumar, baru-baru ini menulis untuk Forum Ekonomi Dunia Davos yang berisi, “kami berada di puncak Revolusi Pembelajaran Ulang Hebat.”

Data menyebutkan ketika Pandemi Covid-19, Coursera atau layanan pelatihan daring (online) mencatat terdapat peningkatan pengguna sebanyak 640% dari pertengahan Maret hingga April 2020.

Data tersebut jika dibandingkan pada periode sama pada tahun 2019, telah terjadi peningkatan yang signifikan dari 1,6 menjadi 10,3 juta pengguna.

Tren peningkatan terjadi pula pada Udemy di mana pengguna baru naik lebih dari 400% antara Februari dan Maret 2020.

Pertumbuhan pengguna e-learning diperkirakan akan terus meningkat seiring permintaan pasar di mana pengguna mulai memiliki ketertarikan dengan kursus online.

Baca Juga: The Great Attrition, Hambatan Perusahaan dalam Mencari Talenta Terbaik

 

Peningkatan Motivasi Belajar

Motivasi untuk belajar bagi tenaga kerja atau karyawan meningkat kemudian memunculkan fenomena bahwa mereka tak segan untuk putar haluan atau banting setir untuk mengubah pekerjaan.

Hal senada diungkapkan dalam studi terbaru dari Galuup-Amazon. Dalam penelitian disebutkan bahwa sebanyak 48% pekerja di Amerika Serikat (AS) bersedia untuk beralih ke pekerjaan baru jika ditawarkan peluang pelatihan keterampilan.

Sementara sebanyak 65% dari mereka percaya bahwa peningkatan keterampilan sangat penting ketika mengevaluasi pekerjaan baru yang potensial.

Sebuah survei MetLife menyoroti wawasan yang lebih menarik, yakni dua dari tiga (63%) wanita yang meninggalkan angkatan kerja selama pandemi mengatakan mereka siap untuk kembali.

Sedangkan delapan dari 10 di antaranya sedang mempertimbangkan karier di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika.

 

Strategi perusahaan dalam menghadapi era revolusi “The Great Relearning”

Menyikapi fenomena The Great Relearning, tentu perusahaan tak boleh berdiam diri. Momentum tersebut bisa menjadi peluang baik bagi perusahaan.

Perusahaan memerlukan strategi untuk menghadapi era revolusi The Great Relearning yang terjadi usai Pandemi Covid-19. Berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan perusahaan antara lain:

1. Retensi: beralih dari hadiah kompensasi ke hadiah belajar

Jika sebelumnya perusahaan akan memberikan hadiah atas kinerja karyawan berupa hadiah kompensasi atau tunjangan, kini perusahaan bisa mengalihkannya ke bentuk pelatihan. Anda bisa mendaftarkan karyawan dalam e-learning untuk peningkatan kapasitas.

Menurut survei dari BCG, terdapat 68% pekerja di seluruh dunia, baik kerah biru maupun putih memilih bersedia untuk melatih kembali dan mempelajari keterampilan baru.

Hampir dua pertiga orang di atas 45 tahun pun siap menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari keterampilan baru. Menariknya, nilai yang dirasakan dari pelatihan dan pengembangan dilaporkan meningkat hampir dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Mendorong upaya mengikutsertakan dalam pelatihan bisa menjadi tuas baru yang efektif untuk membingkai ulang pandangan organisasi tentang retensi bakat.

 

2. Merekrut kandidat dengan kualifikasi yang fokus pada keterampilan

Secara historis, perekrutan mengutamakan kualifikasi pendidikan konvensional. Namun demikian, ada pergeseran yang cukup signifikan dalam dunia rekrutmen. Transisi perubahan kali ini perekrutan lebih menekankan pada basis keterampilan.

LinkedIn melaporkan terjadi peningkatan sejumlah 21% di Amerika Serikat dalam publikasi lowongan kerja yang mengutamakan keterampilan dibanding pendidikan. Akan tetapi, masih ada bias utama terhadap kualifikasi dalam perekrutan.

 

3. Fokus menciptakan orang-orang yang aktif dan terampil

Keberhasilan organisasi ada karena kerja dari karyawan dan pemimpinnya. Saatnya untuk membalikkan filosofi ini bahwa kesuksesan organisasi muncul ketika Anda menjadi seorang yang aktif (enabler) dan berani menciptakan jalur menuju kesuksesan.

Para ahli bakat pun menganjurkan perusahaan untuk berinvestasi pada waktu dan uang yang didedikasikan untuk belajar dalam rencana pelatihan ulang. Perusahaan bisa menawarkan peluang pelatihan ulang, atau menyediakan waktu istirahat, dan anggaran untuk pembelajaran mandiri.

Revolusi Industri 4.0 menyerukan pola pikir baru untuk terus belajar. Kendati demikian, pada dasarnya internet, analitik data, keamanan siber, dan kecerdasan buatan adalah keterampilan yang tidak semua orang memilikinya.

Industri 4.0 membutuhkan revolusi yang sama kuatnya untuk membangun fondasi yang kuat dan mendorong pertumbuhannya: Great Relearning Revolution.

 

Selain dengan menentukan strategi, Anda dapat meningkatkan kualita karyawan Anda untuk menghadapi era revolusi the great relearning dengan pelatihan dari Ruangguru for Business. Klik gambar di bawah ini.

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

 

Perubahan dunia kerja yang diharapkan di era revolusi “The Great Relearning”

Perubahan tren yang terjadi di dunia kerja cukup mengubah banyak hal. Era revolusi ‘The Great Relearning‘ menyambut hal-hal baik yang mulai kentara dan terlihat di berbagai sektor industri. Perubahan budaya dan cara bekerja di era revolusi ‘The Great Relearning’ antara lain:

The Great Relearning

 

1. Pengaturan kerja yang fleksibel akan menjadi wajar

Menurut penelitian terbaru dari proyek Penelitian Work From Home (WFH), orang menghargai fleksibilitas sebanyak 10%. Perusahaan diharapkan mulai beradaptasi dengan model hibrida di mana bekerja bisa dilakukan di mana saja tanpa perlu ke kantor. Perusahaan membutuhkan pemikiran ulang atas asumsi yang telah lama dipegang.

Sebuah survei Harvard Business School menemukan bahwa sebanyak 81% karyawan yang telah bekerja dari rumah selama pandemi tidak ingin kembali atau lebih memilih jadwal hybrid.

“Saat kami bersiap untuk kembali ke bisnis seperti biasa, tampaknya para profesional tidak menginginkan ‘bisnis seperti biasa’,” kata direktur eksekutif Harvard Business School Patrick Mullane.

Karyawan menginginkan fleksibilitas dari perusahaan untuk memungkinkan mereka mempertahankan keseimbangan kerja dan produktivitas yang telah mereka nikmati.

Bagi karyawan, memprioritaskan fleksibilitas menunjukkan bahwa pemberi kerja menghargai kesehatan dan kesejahteraan karyawan. Untuk merekrut orang-orang dengan kinerja terbaik, merangkul budaya tempat kerja yang fleksibel akan menjadi penting.

 

2. Transformasi digital dan adopsi teknologi baru akan semakin cepat

Pada tahun 2020, Forum Ekonomi Dunia mensurvei sekitar 300 perusahaan global dan menemukan bahwa 43% bisnis berharap untuk mengurangi tenaga kerja mereka dengan teknologi baru.

 

3. Pekerjaan jarak jauh akan menjadi lebih kompetitif

Perusahaan kini bisa merekrut secara jarak jauh. Mereka pun dapat dengan mudah merekrut pekerja secara global. Sering kali rekrutmen model jarak jauh dianggap lebih efisien karena minim biaya, namun mendapatkan kandidat dengan kualitas yang baik.

 

4. Pembelajaran online, peningkatan keterampilan, dan keterampilan ulang akan menjadi tren yang signifikan

Tren Pekerjaan Masa Depan Korn Ferry 2022 mengungkap peningkatan empat kali lipat dalam jumlah orang yang mencari peluang belajar online karena kemudahan dan keterjangkauannya. Ini juga menunjukkan peningkatan 5x dalam penyediaan pembelajaran online oleh pemberi kerja.

 

5. Tren pasar tenaga kerja yang ketat akan berlanjut

Di samping dampak positif dari adanya The Great Relearning ini perusahaan bisa mengembangkan kapasitas karyawan dengan baik. Namun sisi lainnya, perusahaan akan kesulitan mempertahankan karyawan karena adanya fleksibilitas yang tinggi.

 

6. Koneksi akan mendorong budaya tempat kerja

ADP Research Institute menemukan bahwa pekerja Amerika Serikat yang merasa sangat terhubung dengan pemimpin disebutkan sebanyak 75 kali lebih mungkin untuk terlibat daripada mereka yang tidak merasa terhubung. Koneksi atau relasi dengan pemimpin akan menjadi pendorong dari keterlibatan karyawan.

Perusahaan perlu meningkatkan fokus pada program yang berpusat pada orang. Menurut survei Gartner, inisiatif-inisiatif tersebut mencakup strategi keragaman, kesetaraan, dan inklusi, yang sekarang menjadi prioritas utama para pemimpin SDM untuk tahun 2022.

Baca Juga:  Ciptakan Lingkungan Kerja Setara, Inklusif, dan Bebas Diskriminasi dengan Pelatihan DEI

 

7. Pengembangan kapasitas karyawan menjadi prioritas

Semakin banyak tim mengambil peran dalam kurun waktu 12 hingga 18 bulan. Akibatnya, banyak pekerja ingin memperluas keahliannya. Tanpa kesempatan untuk kemajuan, karyawan dapat merasa stagnan dan tidak tertandingi.

Dengan memfasilitasi pengembangan profesional, perusahaan bisa memastikan tim mereka tetap menjadi yang terdepan dalam tren industri.

Dengan begitu tercipta lingkungan kompetitif di lingkungan kerja. Manfaat lain adalah bahwa pekerja yang menerima pelatihan berkelanjutan lebih mungkin untuk tinggal di perusahaan.

Ketika organisasi berinvestasi pada karyawan, maka  kemampuan, keterlibatan, dan tingkat retensi di perusahaan mengalami pertumbuhan.

Jika ingin merencanakan bisnis dengan mumpuni, tak perlu khawatir. Kini Ruangguru for Business telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya era revolusi “The Great Relearning” di perusahaan Anda. Karena RuangKerja dilengkapi dengan fitur-fitur berikut:

  1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan.
  2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi.
  3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi.

 

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan Ruangguru for Business dari Ruang Kerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi?

 

[IDN] CTA Tengah 2 Blog Ruangkerja Pelatihan Efektif RGFB

Referensi:

Vijayakumar, C. 2022. Navigating ‘The Great Relearning’ revolution [online]. Link: https://www.weforum.org/agenda/2022/01/how-to-navigate-the-great-relearning-revolution/ (Accessed: 31 May 2022)

Breitling, Frank, etc. 2021. 6 Strategies to Boost Retention Through the Great Resignation [online]. Link:https://hbr.org/2021/11/6-strategies-to-boost-retention-through-the-great-resignation (Accessed: 31 May 2022)

Castrillon, Caroline. 2021. Why 2022 Is The Year Of Workplace Culture [online]. Link:https://www.forbes.com/sites/carolinecastrillon/2021/12/29/why-2022-is-the-year-of-workplace-culture/?sh=320df2311bbb (Accessed: 31 May 2022)

Alforque, Elmo. 2022. The 3 Great Workplace Chalengges in 2022 [online]. Link: https://mgtstrat-asia.com/the-3-great-workplace-challenges-in-2022/ (Accessed: 31 May 2022)

Vindiasari Yunizha