Ciptakan Lingkungan Kerja Setara, Inklusif, dan Bebas Diskriminasi dengan Pelatihan DEI

DEI

Banyak pelamar atau karyawan mulai memperhatikan pentingnya perusahaan yang menumbuhkan pendekatan DEI. Apa itu DEI?

Menciptakan kenyamanan dan kantor yang bebas dari diskriminasi merupakan tantangan perusahaan. Apalagi mereka melakukan rekrutmen dan memiliki karyawan dengan latar belakang yang beragam. Salah satu cara yang bisa digunakan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang setara dan bebas dari diskriminasi gender, ras, agama, etnis, dan fisik melalui konsep DEI.

Apalagi banyak calon karyawan mulai mengamati budaya kerja di perusahaan. Apakah perusahaan tersebut menerapkan keberagaman, kesetaraan, dan inklusif? Mereka mulai memperhatikan pentingnya perusahaan yang menumbuhkan DEI. Terlebih di belahan dunia lain, lebih dari 2.000 perusahaan telah berkomitmen pada koalisi CEO Action for Diversity & Inclusion untuk menumbuhkan lingkungan yang menyambut dan mendorong beragam perspektif.

Kasus diskriminasi yang kebanyakan terjadi di perusahaan memiliki latar belakang penyebab, yaitu unconscious bias maupun adanya kesalahan dalam strategi penerapan DEI di perusahaan. Unconscious bias merupakan sekumpulan tindakan, kepercayaan, pengetahuan, dan stereotip yang dimiliki oleh sekelompok sosial dan dapat memengaruhi apa yang kita lakukan dan katakan tanpa disadari.

Mengatasi ataupun mencegah adanya diskriminasi, perusahaan biasanya menerapkan pendekatan Diversity, Equity, dan Inclusion (DEI).

 

Mengenal Konsep DEI atau Diversity, Equity, dan Inclusion 

Diversity, equity and inclusion (DEI) adalah konsep keanekaragaman, kesetaraan dan inklusi yang digunakan untuk menggambarkan program dan kebijakan untuk mendorong keterwakilan dan partisipasi berbagai kelompok orang, termasuk orang-orang dari berbagai jenis kelamin, ras dan etnis, kemampuan dan kecacatan, agama, budaya, usia, dan seksualitas.

Penelitian menyebut bahwa memiliki sudut pandang yang beragam di semua tingkat organisasi mampu meningkatkan hasil keuangan, kinerja organisasi dan tim, inovasi, dan area bisnis lainnya.

Istilah “keanekaragaman” dan “inklusi” sering membingungkan, tetapi keduanya adalah bagian dari keseluruhan strategi. Banyak ahli menggambarkan DEI sebagai keragaman latar belakang tenaga kerja. Kendati demikian, banyak perusahaan yang kurang tanggap melihat peluang tersebut. Justru perusahaan tidak mendengar suara dan perspektif keberagaman dalam strategi bisnis.

Baca Juga: Apa Itu Design Thinking? Penerapan dan Manfaatnya Bagi Perusahaan

Mengembangkan lingkungan kerja yang mengusung pendekatan keberagaman (diversity), kesetaraan (equity) dan inklusif (inclusion) ada beberapa caranya:

1. Memastikan perusahaan memiliki karyawan dari beragam latar belakang dan ada keterwakilan. 

Keberagaman latar belakang karyawan sebaiknya mampu memiliki dan mewakili budaya kerjanya. Namun demikian, setelah perekrutan, pemimpin pelatihan memainkan peran kunci dalam menciptakan budaya organisasi yang inklusif. Misalnya, penelitian dari Center for Talent Innovation telah menemukan bahwa kepemimpinan inklusif dan jalur karir yang jelas adalah dua pendorong kemunculan inklusi. Melalui pelatihan kepemimpinan dan manajemen kinerja, keduanya merupakan ranah kerja Learning and Development (L&D).

2. Pelatihan keragaman

Pelatihan keragaman, bila dilakukan dengan baik, juga dapat membuat perbedaan. Melatih karyawan yang memiliki rekan kerja penyandang disabilitas, misalnya, dapat membantu mereka bekerja sama dengan baik dan membantu individu penyandang disabilitas berhasil. Pelatihan keragaman gender yang berfokus pada membantu karyawan memahami satu sama lain daripada menyalahkan dapat meningkatkan inklusi gender. Secara keseluruhan, pelatihan berkelanjutan daripada satu kali akan membantu mengurangi bias yang tidak disadari dan meningkatkan inklusi di seluruh organisasi.

3. Mengukur keanekaragaman, pemerataan, dan inklusi

Tetapkan metrik keberhasilan DEI untuk perusahaan. Misalnya dengan mengukur jumlah perkiraan rasio pria dan wanita; komposisi keragaman suku; fasilitas yang ramah bagi penyandang disabilitas; tingkat retensi dari beragam kelompok karyawan? Berapa skor kepuasan karyawan? Bagaimana dengan kepuasan pelanggan? Apakah karyawan dikenal di antara basis pelanggan sebagai organisasi yang inklusif?

 

8 Aspek Utama yang Membuat Program Pelatihan DEI Efektif

 

RK - Ciptakan Lingkungan Kerja Setara, Inklusif, dan Bebas Diskriminasi dengan Pelatihan DEI-02

Mewujudkan lingkungan kerja yang aman dan nyaman sesuai dengan DEI, membutuhkan desain pelatihan yang mumpuni. Perlu adanya platform untuk memfasilitasi program pembelajaran yang berfokus pada kinerja dan berkelanjutan. Adapun beberapa aspek utama yang mendukung program pelatihan DEI menjadi efektif di antaranya:

1. Pendekatan berbasis ekosistem 

Mewujudkan keragaman, kesetaraan, dan inklusi yang sukses menggunakan pendekatan pelatihan berbasis peristiwa. Cara terbaik untuk mendorong DEI adalah dengan menciptakan ekosistem pembelajaran dan kinerja yang menghubungkan orang-orang dalam perusahaan. Selain itu perlu adanya konten, proses, dan teknologi untuk mendorong keragaman dan inklusivitas.

2. Membangun kesadaran DEI

Jika ingin menerapkan pelatihan DEI perlu ditekankan bahwa mentor harus merangkul dan mengadopsi nilai-nilai karyawan. Selain itu, ambil manfaat dari nilai-nilai yang sekiranya bakal mendukung terwujudnya DEI.

3. Mendesain pembelajaran berbasis pengalaman

Sebagian besar pembelajaran terjadi melalui pengalaman di tempat kerja, hal ini kurang bisa diaplikasikan ketika perusahaan melakukan sistem kerja hybrid (WFH dan WFO) atau full WFH. Mereka tidak mengalami pembelajaran di tempat kerja dengan kecepatan yang sama dengan rekan kerja lainnya. Untuk membuat pembelajaran DEI beragam, inklusif, dan adil, penting untuk merancang pembelajaran berdasarkan pengalaman. Jika tidak berhasil pada awalnya, pelatihan bisa dimulai dengan mengevaluasi kegagalan.

4. Menciptakan lingkup pelatihan yang melibatkan keamanan psikologis

Menciptakan lingkup pelatihan yang aman melibatkan keamanan psikologis membutuhkan teknologi penunjang. Penggunaan teknologi imersif, gamification, video 360 derajat, serta augmented dan virtual reality (AR dan VR) adalah cara yang bagus untuk membuat karyawan mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari di zona aman. Harapannya mereka dapat menyempurnakan kemampuan untuk memahami dan menerapkan konsep kunci DEI.

5. Penguatan pembelajaran

Setiap program pelatihan yang berhasil harus mencakup elemen penguatan dan konten yang merangsang penyegaran atau peninjauan kembali materi pembelajaran. Aspek program pelatihan inilah yang memicu perubahan pemikiran, dan pada akhirnya, memengaruhi perubahan perilaku positif.

6. Dukungan alat bantuan kerja 

Strategi pembelajaran DEI yang efektif adalah menggunakan sumber belajar dalam alur kerja pelajar melalui alat bantu belajar just-in-time (JIT). Pembelajaran JIT memungkinkan karyawan untuk mengakses pengetahuan melalui aplikasi pembelajaran yang efektif. Aplikasi tersebut mampu menjadi alat pendukung bantuan kerja untuk meningkatkan kinerja.

7. Kerangka penilaian untuk mengukur perubahan perilaku  

Merancang penilaian untuk memahami perolehan pengetahuan dan menilai perubahan perilaku/mengatasi bias: Untuk mengatasi beberapa bias bawaan yang dibahas sebelumnya, profesional L&D harus membuat penilaian yang mengukur perubahan sikap, perilaku, dan pola pikir, daripada penilaian yang mengukur retensi daftar periksa dan kata kunci.

8. Pembinaan dan pendampingan untuk umpan balik

Dalam rangka memastikan program pelatihan DEI perusahaan berhasil, tim L&D harus membagikan angket atau penilaian sebagai umpan balik. Masukan tersebut diharapkan jadi bahan evaluasi agar pelatihan terus berkelanjutan secara progresif dan memberikan “dorongan” berkala. Adanya pembinaan dan pendampingan secara rutin bisa mengukur adanya perubahan perilaku atau tidak.

Banyak pemberi kerja menggunakan strategi DEI untuk menciptakan manfaat pelatihan inklusif yang sukses. Kesuksesan dapat diukur melalui partisipasi atau keterwakilan karyawan dari berbagai kalangan.

Baca Juga : Pentingnya Budaya Kerja yang Baik untuk Meningkatkan Produktivitas Karyawan

Bagaimana? Semoga setelah mengetahui lebih dalam mengenai DEI, Anda dpaat menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan inklusif serta bebas diskriminasi bagi semua anggota perusahaan.

Jika ingin merencanakan bisnis dengan mumpuni, tak perlu khawatir. Kini RuangKerja telah memiliki pelatihan yang mendukung suksesnya pengembangan DEI di perusahaan Anda. Karena RuangKerja dilengkapi dengan fitur-fitur berikut:

  1. Rewards point, peserta dapat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah sesuai keinginan perusahaan.
  2. Leaderboards, memicu peserta untuk menyelesaikan pelatihan dengan skor tinggi.
  3. Collaboration, setiap peserta dapat berkolaborasi dengan peserta lainnya melalui forum diskusi.

Berbagai perusahaan telah bergabung dengan RuangKerja, kini giliran Anda! Tunggu apalagi?

 

[IDN] CTA Bawah Blog Ruangkerja Pelatihan Karyawan RGFB

 

Referensi:

Hello Sehat. 2021. Mengenal Bias Implisit, Kecenderungan yang Tak Disadari Melekat pada Diri [online]. Link:https://hellosehat.com/mental/mental-lainnya/bias-implisit-adalah/ (Accessed: 7 December 2021).

Pandey, Asha. 2021. 8 Key Aspects That Will Help You Create Effective DEI Training Programs [online]. Link: https://trainingindustry.com/articles/diversity-equity-and-inclusion/8-key-aspects-that-will-help-you-create-effective-dei-training-programs-spon-eidesign/ (Accessed: 7 Desember 2021).

Krishnan, Priya. 2021. How Education Benefits Drive Diversity, Equity and Inclusion in the Workplace [online]. Link:https://trainingindustry.com/articles/diversity-equity-and-inclusion/how-education-benefits-drive-diversity-equity-and-inclusion-in-the-workplace/ (Accessed: 8 Desember 2021).

  1. Diversity, Equity and Inclusion (DEI) [online]. Link: https://trainingindustry.com/wiki/diversity-equity-and-inclusion/diversity-equity-and-inclusion-dei/ (Accessed: 7 December 2021).

 

Vindiasari Yunizha